Liputan6.com, Jakarta - Cinta suporter Chelsea untuk Jose Mourinho telah berakhir. True Blue kini bahkan dengan entengnya menyebut pelatih asal Portugal itu sebagai "Judas" alias "Pengkhianat".
Itu terjadi saat Mourinho membawa Manchester United (MU), tim yang dilatihnya sejak Mei 2016, ke Stadion Stamford Bridge, kandang Chelsea, Senin (13/3/2017). Di laga perempat final Piala FA itu, suporter Chelsea seolah melampiaskan kemarahan mereka kepada Mourinho dengan tak hentinya meneriakkan kata "Judas". Suporter Chelsea makin puas karena tim kesayangan mereka akhirnya menang 1-0.
Mereka, suporter Chelsea, sepertinya sudah lupa akan jasa Mourinho, 54 tahun, yang pernah tiga kali membawa Chelsea juara Liga Inggris, pada dua periode (2004-2007 dan 2013-2015) kepelatihannya. Dulu, suporter Chelsea juga tak pernah protes saat Mourinho mengklaim dirinya sebagai "The Special One" atau "Yang Teristimewa".
Baca Juga
Advertisement
Namun, tentu, tak begitu saja cinta di hati suporter Chelsea berubah jadi benci. Bukan hanya karena Mourinho kini melatih MU, klub yang dua dekade terakhir, jadi salah satu rival utama Chelsea.
Namun, lebih dari itu. Suporter Chelsea kesal, berang, marah, bahkan, karena sikap Mourinho kepada suporter MU, yang berbeda 180 derajat dibanding perlakuan Mourinho kepada mereka, dulu.
Dulu, saat masih melatih Chelsea, Mourinho kerap mengkritik suporter Chelsea. True Blue disebut Mourinho seperti ogah-ogahan mendukung tim kesayangan mereka.
Di dalam stadion, Mourinho menuding fans Chelsea tak pernah membuat atmosfer yang membangkitkan semangat pasukannya di lapangan. Bahkan, pernah dalam Derby London lawan Queens Park Rangers di tahun 2014, Mourinho menyebut Stamford Bridge seperti stadion kosong.
Namun, ketika itu, suporter Chelsea tak pernah protes. Mereka tetap mengamini setiap Mourinho menyebut dirinya "The Special One". Itu merupakan bagian dari respek yang mereka tunjukkan kepada Mourinho yang telah melabuhkan tiga gelar liga, plus satu Piala FA, dan tiga gelar Piala Liga untuk Chelsea.
Hingga akhirnya mereka benar-benar kesal saat mendengar kabar Mourinho begitu mesra kepada suporter MU. Pujian demi pujian terus dilontarkan Jose Mourinho untuk suporter MU.
Bahkan, sebelum laga perempat final Piala FA, Mourinho sempat mengatakan suporter MU tidak ada tandingannya. Mourinho menyebut suporter MU adalah yang terbaik dari semua kelompok suporter klub yang pernah dilatihnya.
Inilah yang membuat suporter Chelsea marah hingga bertebaranlah teriakan-teriakan "Judas" saat laga Chelsea vs MU.
Cara Mourinho
Hanya masalahnya, ternyata Mourinho punya cara sendiri menanggapi cemooh suporter Chelsea. Pernyataan Mourinho pun bikin telinga suporter Chelsea makin merah.
Saat diteriaki "Judas", Mourinho mengangkat tiga jarinya ke arah suporter Chelsea. Maksudnya jelas, tiga jari itu berarti tiga gelar Liga Inggris yang pernah dia persembahkan untuk Chelsea.
Saat jumpa pers setelah laga, Mourinho juga malah meledek, saat dimintai tanggapannya soal teriakan "pengkhianat" itu.
"Merek dapat menyebut saya apa saja, yang mereka suka," ujar Mourinho, tenang. "Tapi, sampai ada pelatih lain yang bisa memberikan Chelsea empat gelar Liga Inggris, saya masih nomor satu."
Dia melanjutkan, "Jika nanti ada pelatih yang bisa membawa Chelsea empat kali juara Liga Inggris, saya akan jadi nomor dua. Tapi, untuk saat ini, sang pengkhianat masih nomor satu."
Sulit dimungkiri, saat ini Mourinho memang bisa dibilang masih merupakan pelatih tersukses di Chelsea. Mourinho-lah yang membawa Chelsea menjadi juara Liga Inggris untuk pertama kalinya, setelah 50 tahun gagal berprestasi.
Itu terjadi pada musim 2014/15 atau musim pertama Mourinho menangani Chelsea. Semusim kemudian, dia mengulangi prestasi gemilang itu lagi.
Mourinho sempat hengkang ke Inter Milan dan Real Madrid sebelum kembali melatih Chelsea pada 2013. Dan, pada 2014/15, dia kembali membawa Chelsea jadi juara Liga Inggris, sebelum akhirnya dipecat pada Desember 2015.
Berharap Conte
Di luar era Mourinho, pada dua dekade terakhir, baru Carlo Ancelotti yang bisa membawa Chelsea jadi juara Liga Inggris, yaitu pada musim 2009/10.
Namun, kini, Chelsea punya Antonio Conte, yang sudah mampu mencuri hati suporter sejak kedatangannya dari Italia. Kini, di bawah asuhan Conte, Chelsea berada di ambang juara, karena masih bertengger di puncak klasemen dengan selisih 10 poin dari rival terdekat mereka, Tottenham Hotspur.
Dan, itu dilakukan Conte di musim pertamanya bersama Chelsea, persis seperti yang dilakukan Mourinho bersama Chelsea di musim 2004/05.
Maka itu, tak salah jika suporter Chelsea kini berharap banyak kepada Conte agar bisa sepenuhnya melupakan Mourinho. Caranya, tentu saja dengan membawa Chelsea meraih prestasi lebih baik ketimbang yang pernah ditoreh Mourinho.
Jika itu tak juga terjadi, maka sang pengkhianat akan tetap menjadi nomor satu.
@edukrisnadefa