Intip Aksi korporasi 4 Emiten Ini

Sejumlah emiten telah mengumumkan rencana aksi korporasi pada kuartal I 2017.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Mar 2017, 14:28 WIB
Karyawan melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek, Jakarta, Jumat (25/11). Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada sesi I siang Jumat (25/11) naik 5,3 (0,10 persen) ke level 5.112,9. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah emiten telah mengumumkan rencana aksi korporasi pada kuartal I 2017. Aksi korporasi itu mulai dari penerbitan surat utang, pembelian kembali saham, dan pemecahan nilai nominal saham (stock split).

Pertama, PT Provident Agro Tbk (PALM). Perusahaan perkebunan kelapa sawit ini berencana membeli kembali saham atau buyback saham sebanyak 278,80 juta saham atau 3,92 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan.

Perseroan menyiapkan dana sekitar Rp 115,98 miliar untuk buyback saham. Jangka waktu pelaksanaan buyback saham dilakukan pada 25 April 2017-24 Oktober 2017. Tujuan pelaksanaan buyback saham ini untuk memberikan fleksibilitas untuk mencapai struktur permodalan yang efisien dan memungkinkan perseroan menurunkan keseluruhan biaya modal, meningkatkan return on equity (ROE) serta earning per share (EPS).

Kedua, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME). Perusahaan operator rumah sakit omni ini akan melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dan penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue.

Perseroan akan melaksanakan pemecahan nilai nominal saham (stock split) atas saham biasa dari nilai nominal saham Rp 100 per saham menjadi Rp 20. Setiap satu saham lama akan mendapatkan lima saham baru. Demikian mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (15/11/2017).

Pemecahan nilai nominal saham ini untuk mendorong likuiditas perdagangan saham di pasar sekunder. Meski nilai nominal saham biasa atas nama menjadi Rp 20 per saham dari sebelumnya Rp 100 per saham. Namun, hal itu tidak mengurangi persentase kepemilikan saham.

Selain itu, emiten rumah sakit ini juga akan menambah modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. Perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 600 juta saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham atau 3 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 20 per saham usai pemecahan nilai nominal saham perseroan.

Dana hasil rights issue akan digunakan untuk ekspansi pada rumah sakit baru termasuk biaya pembangunan rumah sakit baru dari entitas anak, belanja modal dan modal kerja perseroan serta entitas anak. Untuk melakukan aksi korporasi ini, perseroan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

Pada penutupan perdagangan saham sesi pertama Rabu pekan ini, saham PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk naik tipis 0,39 persen ke level Rp 2.580 per saham.


PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk

Ketiga, PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISPP). Perseroan yang bergerak di industri baja ini akan menerbitkan surat utang global senilai US$ 250 juta atau sekitar Rp 3,34 triliun (asumsi kurs Rp 13.377 per dolar Amerika Serikat).

Perseroan akan menggunakan dana hasil penerbitan obligasi itu untuk melunasi kewajiban utang jangka pendek perseroan, ekspansi usaha dan menambah modal kerja perseroan. Rencananya obligasi itu akan dicatatkan di bursa Singapura dan bertenor 5 tahun.

Keempat, PT Polaris Investama Tbk (PLAS). Perseroan yang bergerak di usaha investasi perdagangan, pengembangan (kontraktor), jasa dan pengangguran ini berencana mengurangi jumlah saham (reverse stock).

Perseroan melaksanakan reverse stock terhadap seluruh saham-saham perseroan yang telah dikeluarkan dan disetor penuh. Jadi setiap 10 saham seri A dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham akan berubah menjadi satu saham seri A dengan nilai nominal Rp 10.000.

Selain itu, setiap 10 saham seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham akan alami perubahan menjadi 1 saham seri B dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham.

Perseroan menyatakan, pelaksanaan reverse stock ini akan membuat saham perseroan dapat diperdagangkan dengan harga wajar, dan mencermintkan fundamental perseroan. Meski demikian, reverse stock juga berdampak terhadap penurunan jumlah saham yang beredar diiringi dengan meningkatnya harga per saham.

Dalam pelaksanaan aksi korporasi ini, perseroan telah menunjuk PT Jasa Utama Capital sekuritas sebagai pembeli siaga untuk saham yang kurang dari satu satuan perdagangan atau disebut odd lot.

Pada penutupan sesi pertama perdagangan Rabu pekan ini, saham PT Polaris Investama Tbk tergelincir 6,15 persen ke level Rp 61 per saham.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya