Liputan6.com, Jakarta Kasus kanker usus besar atau kolorektal di Indonesia serta negara berkembang lainnya terus naik setiap tahunnya. Berdasarkan data GLOBOCAN 2012, insiden kanker kolorektal 12,8 per 100.000 penduduk. Berbeda halnya dengan kasus kanker usus besar di negara-negara maju yang cenderung ada kenaikan tapi landai.
Menurut Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Prof. Dr. dr. Aru Sudoyo, SpPD, KHOM, FACP gaya hidup yang tidak sehat seperti minim konsumsi serat dan jarang berolahraga menjadi faktor yang menyebabkan tingginya kasus kanker usus besar. Lalu, masyarakat kita juga belum biasa melakukan upaya deteksi dini.
Advertisement
"Kalau di negara maju angkanya pertumbuhannya landai karena kemajuan skrining mereka. Mereka sudah mendapatkan edukasi pentingnya melakukan deteksi dini serta penyebarluasan informasi soal penyakit ini," kata Aru dalam Bulan Kesadaran Kanker Kolorektal di Jakarta pada Rabu (15/3/2017).
Di Indonesia, kanker usus besar menjadi kasus kanker terbesar ketiga pada wanita dan kedua pada pria seperti mengutip data GLOBOCAN 2012.
Selain itu, Aru juga mengungkapkan kecenderungan pasien kanker usus besar di negara berkembang ada pada usia muda. "Pasien kanker usus besar di sini datang ke tempat praktik saya masih menggandeng anak-anak, sementara kalau di luar negeri mereka datang ke dokter dianter oleh anaknya," cerita Aru.