Liputan6.com, Jambi - Tingginya genangan banjir di sejumlah titik di Jambi tak menyurutkan langkah istri Gubernur Jambi, Zumi Zola, Sherrin Tharia Zola turun ke lokasi. Seharian penuh, ibu dua anak itu menemui sejumlah korban banjir di daerah itu.
Rabu menjelang siang, 15 Maret 2017, bersama sejumlah staf, Sherrin menjenguk korban banjir di Kelurahan Legok dan Desa Muarojambi, Kecamatan Muarosebo, Kabupaten Muarojambi. Sebagian wilayah Kabupaten Muarojambi memang tengah dilanda banjir tinggi sekitar satu meter lebih. Daerah itu juga berbatasan langsung dengan Kota Jambi.
"Saya minta seluruh petugas medis di tiap Puskesmas siaga. Ini banjir sudah hampir setengah bulan," ujar Sherrin di depan para warga korban banjir.
Kepada warga, Sherrin mengaku prihatin dengan kondisi banjir di sejumlah daerah di Jambi. Akibat banjir, banyak warga yang tidak bekerja dan anak-anak tidak sekolah karena terpaksa diliburkan. Belum lagi fasilitas umum yang terendam banjir membuat pelayanan terhadap masyarakat terganggu.
"Belum lagi gangguan kesehatan, makanya saya sekali lagi minta Puskesmas siaga 24 jam," tutur dia.
Baca Juga
Advertisement
Pada kesempatan itu, Sherrin juga memberikan bantuan berupa selimut, terpal, matras, tenda, sarden dan makanan kaleng lainnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi sebelumnya merilis, banjir di daerah itu sudah menyebabkan dua orang meninggal dan satu lainnya hilang. Wilayah terdampak juga sudah meluas hingga delapan kabupaten, lima di antaranya berstatus siaga darurat banjir.
Kasi Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Jambi, Dalmanto menyebut, dari delapan kecamatan itu, ada 52 daerah kecamatan dan 254 desa yang terendam banjir. Sementara, rumah warga yang terendam mencapai 34.781 unit.
"Warga terdampak banjir tercatat 104.343 jiwa," ujar Dalmanto di Jambi, Selasa, 14 Maret 2017.
Menurut dia, banjir diakibatkan tingginya curah hujan yang terjadi sejak 28 Februari 2017. Kondisi itu menyebabkan sungai Batanghari sebagai sungai induk di Jambi meluap.
Tak hanya rumah warga, BPBD Jambi mencatat ada 11 unit fasilitas kesehatan, 68 fasilitas pendidikan, 22 tempat ibadah, dua unit kantor terendam banjir. Banjir juga merusak tujuh jembatan dan 16 titik jalan.