Liputan6.com, Jakarta Sosok yang akan mengisi jabatan Direktur Utama PT Pertamina akan ditentukan besok dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dua nama jadi calon kuat menduduki jabatan orang nomor 1 di perusahan plat merah tersebut.
Juru Bicara Presiden Johan Budi mengatakan, ada beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam memilih Direktur Utama Pertamina.
Kriteria tersebut seperti soal kemampuan, kapabilitas dan integritas. "Yang punya kemampuan, punya kapabilitas, tentu juga dari sisi interigritas," ujar dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (15/3/2017).
Baca Juga
Advertisement
Johan menyatakan, Presiden Jokowi juga telah mendapatkan masukan dari berbagai pihak perihal calon yang akan memimpin Pertamina ke depannya. Masukan antara lain dari Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan.
"Ya salah satu integritas, sebelum memilih kan Presiden punya banyak telinga yang memberikan masukan pada Presiden. Dan ini diberi masukan beberapa nama dari stakeholder baik itu Menteri BUMN maupun kementerian lain. Kemudian juga diminta infomasi," dia menjelaskan.
Selain itu, Presiden juga mendapat masukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terkait sosok yang akan dipilih menjadi Direktur Utama Pertamina.
"Saya kira secara informal ada informasi, tidak secara resmi melalui surat," ungkap dia.
Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS), Marwan Batubara mengungkapkan, beberapa kriteria yang harus menjadi pertimbangan saat memilih Direktur Utama Pertamina.
Pertama, harus profesional di bidang bisnis perusahaan, terutama sektor minyak dan gas bumi.
"Dia memang profesional dibidangnya terutama migas, jangan nggak jelas dari bidang lain, nanti bermasalah," kata Marwan, saat berbincang dengan Liputan6.com.
Marwan melanjutkan, kirteria berikutnya adalah memiliki sepak terjang yang baik dalam memimpin perusahaan dan memiliki prestasi yang cemerlang.
"Track record-nya juga bagus, jangan sampai prestasinya tidak jelas bermasalah, atau malah yang memipimpin BUMN yang prestasinya jeblok," ungkap dia.
Kemudian, harus bisa menjalin sinergi dengan pekerja karena kerjasama menjadi kunci kemajuan perusahaan.