Liputan6.com, Jakarta - Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) menangkap dua agen intelijen Rusia pada Rabu (15/3/2017). Keduanya didakwa terlibat dalam peretasan dan pencurian data 500 juta akun Yahoo pada 2014, yang memperburuk situasi antara pemerintah Amerika dan Rusia dalam hal keamanan siber.
Menurut surat dakwaan, pemerintah Rusia menggunakan informasi yang diperoleh kedua agen tersebut dan dua orang lainnya untuk memata-matai berbagai target, mulai dari Gedung Putih, para pejabat militer, eksekutif perbankan, perusahaan komputasi awan AS, maskapai penerbangan, dan bahkan regulator perjudian di Nevada.
Data yang dicuri, kata jaksa federal, juga digunakan untuk memata-matai para pejabat pemerintah dan eksekutif bisnis Rusia.
Baca Juga
Advertisement
Rusia sebelumnya telah dituduh atas serangan siber lainnya di AS, terutama pencurian email Komite Nasional Demokrat pada tahun lalu. Namun kasus peretasan Yahoo, menurut Departemen Kehakiman, adalah pertama kalinya bagi jaksa federal melontarkan tuduhan keamanan siber terhadap pejabat intelijen Rusia.
Kedua agen itu, Dmitry Aleksandrovich Dokuchaev dan Igor Anatolyevich Sushchin, bekerja untuk Dinas Keamanan Federal Rusia, yang seharusnya membantu badan intelijen asing menangkap penjahat siber. Namun sebaliknya, mereka berdua malah membantu para penjahat siber menghindari deteksi.
"Keterlibatan kedua agen itu, yang sebetulya mengemban tanggung jawab penegak hukum, membuat perilaku ini jauh lebih mengerikan," kata Mary B. McCord, asisten jaksa agung, pada konferensi pers di Washington, sebagaimana dikutip dari New York Times, Kamis (16/3/2017).
Dua orang lainnya yang disebutkan dalam surat dakwaan, termasuk peretas Rusia, sudah didakwa sehubungan dengan beberapa kasus lainnya. Salah satu peretas juga melakukan operasi spamming besar-besaran, mencuri informasi kartu kredit dan kartu hadiah (gift card), dan mengalihkan pengguna Yahoo mencari obat disfungsi ereksi ke apotek tertentu.
(Why/Isk)