Liputan6.com, Balikpapan - PT Pertamina (Persero) menyatakan konversi elpiji subsidi beralih ke non subsidi berjalan mulus di Kalimantan Timur (Kaltim). Produk elpiji 5,5 kilogram (Kg) akan menjadi alternatif pengganti elpiji 3 kg.
"Masih on progress saat ini. Namun produksi gas kami terbaru 5,5 kilogram memperoleh respons positif di Kaltim," kata Area Manager Communication & Relations Kalimantan, Alicia Irzanova, Kamis (16/3/2017).
Alicia mengatakan, Pertamina meluncurkan produk elpiji 5,5 kilogram pertengahan Januari lalu. Hingga saat ini, Dia menuturkan, konsumsi elpiji 5,5 kilogram di Kaltim mencapai 300 metrik ton per bulan.
"Minatnya cukup tinggi dengan konsumsi 300 metrik ton per bulan. Padahal baru kami perkenalkan di Kaltim," ujar dia.
Alicia menuturkan, produk elpiji 5,5 kg diluncurkan untuk mengurangi beban subsidi negara. Golongan keluarga mampu yang masih mengkonsumsi elpiji 3 kg diharapkan beralih pakai produk 5,5 kg.
Baca Juga
Advertisement
"Harus kita akui bahwa masih banyak keluarga mampu yang konsumsi gas ukuran 3 kilogram. Padahal gas 3 kilogram hanya diperuntukan keluarga tidak mampu," ujar dia.
Pertamina sedang mengkampanyekan peralihan pengguna dari elpiji 3 kilogram hingga menggunakan elpiji 5,5 kilogram. Pertamina menerima penukaran dua tabung gas 3 kilogram dengan satu tabung gas 5,5 kilogram.
"Ada tambahan pembayaran untuk pengisian tabung gasnya," ujar dia.
Alicia menyebutkan, konsumsi produk elpiji 3 kg masih mendominasi sebesar 300 metrik ton per hari di Kaltim. Konsumen produk gas ini merupakan golongan warga miskin, menengah dan atas.
"Konsumsinya memang sulit dikendalikan sehingga semua orang bisa membeli tabung gas 3 kilogram di Kaltim," ujar dia.
Selain itu, Pertamina sedang mencoba penggunaan kartu kendali untuk mengontrol penyaluran elpiji 3 kilogram untuk masyarakat miskin. Kartu kendali gas subsidi masih di uji coba di Tarakan dan Batam.
"Sedang kami uji coba di Tarakan dan Batam. Sementara ini hasilnya positif," kata asisten Communication & Relations Kalimantan, Bagja Mahendra.
Bagja menyebutkan, Pertamina telah mengidentifikasi jumlah pasti warga miskin yang berhak mengkonsumsi elpiji subsidi di Tarakan. Badan Pusat Statistik (BPS) memastikan jumlah keluarga miskin Tarakan sebanyak 3.000 KK (Kepala Keluarga).
"Jumlahnya sudah diketahui sebanyak 3 ribu kepala keluarga," tutur dia.
Keluarga miskin di Tarakan ini, lanjut Bagja diminta membuka rekening bank sudah ditunjuk guna penerbitan kartu kendali gas subsidi. Kartu kendali ini khusus dipakai untuk transaksi pembelian gas subsidi di Tarakan.
"Transaksi pembelian gas subsidi mempergunakan kartu ini. Hanya warga miskin yang berhak membelinya. Per keluarga miskin dibatasi maksimal pembelian 3 tabung gas subsidi per bulannya," kata dia.
Sistem baru ini mampu memangkas konsumsi gas subsidi Tarakan hingga 28 persen dari alokasi normalnya. Bagja memastikan, warga ekonomi menengah atas Tarakan beralih menggunakan elpiji non subsidi ukuran 5,5 kilogram dan 12 kilogram.
"Mereka yang tidak berhak menggunakan gas subsidi akhirnya beralih menggunakan produk lainnya," ujar dia.
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), kata Bagja akan mengadopsi sistem kartu kendali gas subsidi di Tarakan untuk dipakai kota/kabupaten lain di Indonesia. Dia menyebutkan, sistim ini akan di uji coba di Provinsi pada tahun 2017 ini. "Akan di uji coba di Bali dalam waktu dekat nanti," kata dia.