Liputan6.com, Paris - Peringatan teror dikeluarkan pemerintah Prancis pada Kamis 16 Maret 2017 waktu setempat pascainsiden penembakan di sebuah sekolah di kota Grasse.
Kabar mengejutkan tersebut disebarluaskan lewat aplikasi khusus di ponsel.
Advertisement
Laporan menyebut, tersangka yang memiliki sejumlah senjata melepaskan tembakan di SMU Alexis de Tocqueville. Sejumlah orang terluka karenanya, termasuk sang kepala sekolah.
Christian Estrosi, pemimpin wilayah Provence-Alpes-Cote d'Azur kepada France Info mengatakan, luka yang dialami kepala sekolah tak sampai membahayakan nyawa.
Pemerintah setempat juga mengeluarkan peringatan lewat Twitter, meminta penduduk untuk tetap berada di dalam rumah.
Sumber polisi, seperti dikutip dari France24 mengatakan, masih terlalu dini untuk menyebut, itu adalah serangan teror. Seorang pelaku telah diamankan aparat.
Pelaku diduga adalah murid sekolah berusia 17 tahun. Ia mempersenjatai diri dengan dua revolver, sebuah senapan berburu, juga granat.
Diduga ia melakukan pencarian tentang pembunuhan massal sebelum pembunuhan. Sementara, patner jahatnya langsung kabur setelah penembakan.
"Panik terjadi dan para murid kabur menyelamatkan diri di supermarket terdekat," kata saksi mata.
Murid lain mengatakan, setelah mendengar suara letusan, ia berlindung di bawah meja.
"Aku kemudian mendekati jendela dan melihat seorang pria yang menatap mataku," kata saksi yang tak disebut namanya itu.
"Ia terlihat seperti seorang murid dan badannya tak terlalu besar. Kemudian, pelaku menembakkan peluru ke atas dan kabur."
Mendengar kabar tersebut, Menteri Dalam Negeri Prancis, Bernard Cazeneuve segera memperpendek masa kunjungannya di area Somme.
Apalagi sebelumnya terjadi ledakan bom surat di kantor Badan Moneter Internasional (IMF) di Paris, Prancis.