Liputan6.com, Jakarta - Politisi Belanda keturunan Indonesia dari partai sayap kanan harus menerima kekalahan dalam pemilhan umum Belanda. Berita itu menarik minat pembaca kanal Global Liputan6.com pada Jumat (17/3/2017) pagi. Party for Freedom tempat Geert Wilders hanya menduduki tempat ke tiga.
Pembaca juga tertarik membaca alasan bentuk lonjong jendela pesawat terbang. Ternyata, ada pelajaran amat mahal hingga muncul rancangan demikian.
Advertisement
Harapan palsu akan pernikahan bisa berujung maut. Kisah itu juga mengusik rasa ingin tahu pembaca, yaitu ketika janji di pelaminan tidak kunjung tiba.
Berikut adalah Top 3 Global selengkapya:
1. Politikus Anti-Islam Keturunan Indonesia Kalah di Pemilu Belanda
Politikus anti-Islam, Geert Wilders harus menelan pil pahit. Pria keturunan Indonesia ini menerima kekalahan dalam pemilhan umum Belanda.
Wilders menelan kekalahan dari Partai beraliran Tengah-Kanan pimpinan Perdana Menteri Mark Rutte, Partai VVD. Partai tersebut mendapat 32 kursi dari 150 yang diperebutkan.
Sementara itu, partai tempat Wilder bernaung, Party for Freedom hanya bercokol di peringkat ke-3 dengan 19 kursi. Suara terbanyak kedua diperoleh Christian Democratic Party dengan 20 kursi di parlemen.
2. Kenapa Jendela Pesawat Bulat? Ini Tragedi yang Jadi Alasannya
British Overseas Airways Corporation (BOAC) mengoperasikan pesawat jet komersial pertama yang mengudara pada 1952, de Havilland Comet. Desain burung besi itu disebut sebagai pembawa perubahan.
Pada zaman pesawat masih menggunakan baling-baling, kapal terbang buatan Inggris itu telah menggunakan mesin jet sebanyak empat buah. Burung besi itu bisa terbang lebih tinggi dibandingkan pesaingnya. Pesawat Comet juga memiliki jendela luas berbentuk kotak.
Sejak beroperasi, Comet telah mengangkut jutaan orang. Pada tahun pertama, pesawat itu telah mengangkut 30.000 orang, termasuk Ratu Elizabeth.
3. 16-3-1881: Tak Kunjung Dinikahi, Gadis Ini Tembak Kekasihnya
Francisco "Chico" Forster tewas ditembak di Los Angeles pada 16 Maret 1881. Ia tewas di tangan perempuan berusia 18 tahun yang menagih cinta kepadanya, Lastania Abarta.
Forster yang kala itu berusia 40 tahun, merupakan anak dari pengembang tanah kaya raya asal Los Angeles. Ia pun dinilai sebagai bujangan yang paling diidamkan, meski Forster memiliki reputasi senang mempermainkan perempuan alias playboy.
Sementara itu Abarta bekerja di tempat biliar milik orang tuanya, di mana ia bernyanyi, bermain gitar, dan sering bertemu dengan Forster.