PGN Cetak Laba US$ 304 Juta pada 2016

PT Perusahaan Gas Negara Tbk catatkan pendapatan turun 4,3 persen menjadi US$ 2,93 miliar pada 2016.

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Mar 2017, 16:30 WIB
Karyawan melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek, Jakarta, Jumat (25/11). Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada sesi I siang Jumat (25/11) naik 5,3 (0,10 persen) ke level 5.112,9. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) telah merilis laporan keuangan 2016. Tercatat pendapatan perseroan turun 4,3 persen menjadi US$ 2,93 miliar pada 2016 dari periode 2015 sebesar US$ 3,06 miliar.

Pendapatan turun itu mendorong laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk merosot 24,14 persen menjadi US$ 304,32 juta pada 2016. Demikian mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (17/3/2017).

Beban pokok pendapatan turun menjadi US$ 2,04 miliar pada 2016 dari periode 2015 sebesar US$ 2,10 miliar. Hal itu mendorong laba kotor turun 7,9 persen menjadi US$ 886,93 juta.

Perseroan mencatatkan kenaikan beban distribusi dan transmisi menjadi US$ 220,40 juta pada 2016. Selain itu, beban umum dan administrasi naik menjadi US$ 234 juta pada 2016. Beban keuangan naik menjadi US$ 132,40 juta. Selain itu, pendapatan lain-lain merosot 34,28 persen menjadi US$ 62,12 juta.

Total liabilitas perseroan naik menjadi US$ 3,66 miliar pada 31 Desember 2016 dari periode 31 Desember 2015 sebesar US$ 3,47 miliar. Ekuitas perseroan naik menjadi US$ 3,17 miliar pada 31 Desember 2016. PT Perusahaan Gas Negara Tbk mengantongi kas sebesar US$ 1,30 miliar.

Pada perdagangan saham Jumat 17 Maret 2017, pukul 15.04 WIB, saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk turun 4,53 persen ke level Rp 2.530 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 6.208 kali dengan nilai transaksi Rp 153 miliar.

Analis PT NH Korindo Securities Bima Setiaji menuturkan, penurunan harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk didorong kinerja 2016 kurang baik.

"Laba turun lebih dari 10 persen. Investor lakukan aksi jual tetapi kalau lihat kuartal per kuartal sudah bagus. Bisa buy on weakness," ujar Bima saat dihubungi Liputan6.com.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya