Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan pembangunan dan revitalisasi 5.000 pasar tradisional sampai dengan 2019. Faktanya di lapangan, realisasi dari program ini kurang dari 2.000 pasar dalam kurun waktu 2015-2016 dan sisanya masih harus dikejar sebelum masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) berakhir.
Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita mengungkapkan, dengan target pembangunan dan perbaikan sebanyak 5.000 pasar pada 2019, itu artinya setiap tahun Kemendag harus mampu merealisasikan 1.000 pasar. Jika dihitung sejak 2015-2016, seharusnya Kemendag sudah mencapai pembangunan dan revitalisasi 2.000 pasar.
"Dalam dua tahun ini, saya masih berutang kepada Bapak Presiden untuk membangun dan merevitalisasi sekitar 216 pasar tradisional. Jadi realisasinya (2015-2016) kurang dari 2.000," kata dia saat berbincang dengan wartawan di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jumat (17/3/2017).
Enggartiasto melanjutkan, Kemendag akan menyelesaikan pembangunan dan revitalisasi 216 pasar tradisional itu hingga 2018. Dia merinci, ditambah dengan target 2017, Kemendag menargetkan membangun dan memperbaiki sekitar 1.012-1.017 pasar dan minimal 1.200 pasar lagi pada 2018 (target tahunan ditambah utang pembangunan dan revitalisasi).
"Jadi di 2018 minimal bangun dan revitalisasi 1.200 pasar tradisional. Kalau duitnya ada, mudah-mudahan bisa lebih dari 1.300 pasar. Sedangkan target 1.012-1.017 pasar dibangun dan diperbaiki di 2017 dengan anggaran sekitar Rp 2,5 triliun sehingga janji 5.000 pasar pada 2019 terpenuhi," dia menjelaskan.
Baca Juga
Advertisement
Salah satu pasar tradisional yang akan diperbaiki pada tahun ini, adalah Pasar Tanjung, Jember. Mendag Enggartiasto mengatakan Pasar Tanjung siap mendapat kucuran dana revitalisasi pasar. “Pasar Tanjung perlu direvitalisasi karena kondisinya yang membutuhkan banyak perbaikan agar pasar layak digunakan,” katanya.
Dia berharap, revitalisasi Pasar Tanjung nantinya dapat meningkatkan omzet penjualan seperti yang terjadi pada pasar rakyat lainnya yang sudah dirombak.
“Misalnya Pasar Sindu di Denpasar yang mengalami kenaikan omzet sebesar 300 persen karena konsumen merasa nyaman untuk berbelanja di sana,” cetus Enggartiasto.
Pasar Tanjung merupakan pasar utama di Kabupaten Jember dengan pertumbuhan pedagang yang sangat pesat. Animo pedagang maupun konsumen semakin meningkat jumlahnya, sehingga perlu adanya penertiban atau penataaan pedagang dengan akses jalan masuk maupun keluar agar para konsumen dan pengunjung tidak saling berdesakan.
Pasar Tanjung didirikan di atas tanah Pemerintah Kabupaten Jember pada 1971. Pasar yang memiliki luas 25.105 meter persegi ini merupakan satu-satunya pasar tradisional kelas utama di Kabupaten Jember. Lokasi pasar yang terletak di pusat kota membuat pasar ini sangat potensial dalam melayani kebutuhanmasyarakat perkotaaan maupun pedesaan.
Berbagai komoditas yang diperdagangkan antara lain sayur-sayuran, buah-buahan, daging sapi, daging ayam, makanan dan minuman, barang elektronik, konveksi, dan barang pecah belah. Saat ini, Pasar Tanjung menampung 1.251 pedagang toko tertutup, 858 pedagang toko terbuka, serta 556 pedagang lesehan.
Mendag Enggar juga akan akan membuat program bagi para pedagang agar bisa mendapatkan barang dengan harga yang minimal, atau setidaknya sama dengan harga yang diperoleh pasar-pasar modern. “Jadi harganya semakin bersaing dan konsumen juga dapat membeli dengan harga yang terjangkau," tukasnya. (Fik/Gdn)