Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) berencana impor gula konsumsi sekitar 1,3 juta ton dan gula untuk memenuhi kebutuhan industri sebanyak 3,5 juta ton di 2017. Impor terpaksa dilakukan pemerintah lantaran produksi dalam negeri jauh dari kata mencukupi.
Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita mengungkapkan, produksi gula di dalam negeri diperkirakan hanya sekitar 2,2 juta ton pada tahun ini. Jumlah tersebut masih jauh dari total kebutuhan gula konsumsi di Indonesia yang mencapai 3 juta-3,5 juta setiap tahun. Begitupun dengan gula untuk industri, seperti makanan dan minuman yang memerlukan pasokan 3,5 juta-4 juta ton.
Baca Juga
Advertisement
"Faktanya jumlah produksi tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumsi maupun industri, jadi tidak ada pilihan lain, kita terpaksa imporg gula," tegas dia saat berbincang dengan wartawan di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jumat (17/3/2017).
Meski panen tebu baru dimulai sekitar Mei-Juni, Enggartiasto sudah memperkirakan total produksi gula sekitar 2,2 juta ton di 2017. Itu artinya, kata dia, pemerintah akan mengimpor sekitar 1,3 juta ton gula impor dari berbagai negara, seperti Thailand dan negara lain.
"Kalau untuk impor gula industri makanan minuman, tidak ada pilihan lain ya 3,5 juta ton itu. Kita berharap impor gula berasal dari Brazil karena paling bagus, gula terbaik di dunia dan harganya pun lebih murah," jelasnya.
Dirinya mengaku, produksi gula dari pabrik-pabrik milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN), seperti PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) tidak optimal mengingat mesin maupun pabriknya sudah uzur atau sudah tua.
"Persoalannya pabrik dan mesin produksi gula milik BUMN PTPN dan RNI sudah tua, umurnya lebih tua dari saya. Ini harus di revitalisasi," tandas Enggartiasto. (Fik/Gdn)