Liputan6.com, Jakarta Presiden Indonesia Joko Widodo meresmikan delapan pembangkit bergerak (Mobile Power Plant /MPP) dengan total kapasitas 500 Megawatt (MW) dan sembilan infrastruktur kelistrikan di Kalimantan Barat. Seluruh proyek tersebut menelan dana Rp 8 triliun.
Jokowi mengatakan, dengan resmi beroperasinya delapan proyek kelistrikan tersebut, masyarakat saat ini belum menikmati atau kekurangan listrik dapat terpenuhi.
Advertisement
"Hari ini sudah diremsikan di delapan lokasi, pembangkit total 500 MW. Ini sangat diharapkan masyarakat untuk kebutuhan," kata Jokowi, saat meresmikan pengoperasian delapan MPP, di MPP Mempawah 4 x 25 MW yang terletak di Desa Jungkat, Kecamatan Siantan, Kabupaten Mempawah, Pontianak Kalimantan Barat (18/3/2017).
Menurut Jokowi, delapan MPP yang resmi tersebut menggunakan bahan bakar gas (BBG), tapi untuk tahap awal menggunakan bahan bakar diesel terlebih dahulu. Dia pun mendorong penggunaan BBG karena lebih ramah lingkungan dan hemat.
"Kedua saya sampaikan pemakaian gas penting sekali, baik untuk mengatasi masalah lingkungan, yang kedua harganya murah," tutur Jokowi.
Jokowi mengungkapkan, karena sifatnya portabel, delapan pembangkit tersebut bisa dipindah ke tempat lain, jika pasokan di wilayah yang dilistriki MPP telah terpenuhi oleh pembangkit yang permanen.
"Ini MPP bisa dipindah ke tempat lain yang membutuhkan, kalau di sini sudah terpenuhi bisa dipindahkan ke pulau lain," tutur Jokowi.
Direktur Utama PLN Sofyan Basyir menambahkan, pembangungan keseluruhan proyek tersebut menelan biaya lebih dari Rp 8 triliun. Kedelapan pembangkit listrik tersebut masuk dalam program 35 ribu MW.
Peresmian delapan unit pembangkit listrik tenaga gas ini merupakan bukti komitmen PLN dalam percepatan program 35.000 MW dalam peningkatan ratio elektrifikasi tanah air sebesar 99,7 persen pada 2019.
“Kami berharap dengan adanya delapan tambahan MPP tersebar berkapasitas total 500 MW ini bisa menambah keandalan sistem kelistrikan terutama di NTB, Sumatera Utara, Lampung, Bangka Belitung, Pekanbaru Riau serta Kalimantan Barat. Ketersediaan energi listrik sangat strategis karena berdampak pada perkembangan investasi daerah dan perekonomian masyarakat," tutup Sofyan.
Adapun kedelapan MPP yakni:
1. MPP Jeranjang- Lombok dengan kapasitas 2 x 25 MW .
2. MPP Air Anyir- Bangka dengan kapasitas 2x25 MW.
3. MPP Tarahan – lampung berkapasitas 4x25 MW.
4. MPP Nias berkapasitas 1x25 MW.
5. MPP balai Pungut-Riau dengan kapasitas 3x25 MW.
6. MPP Suge- belitung berkapasitas 1x25 MW.
7. MPP Paya Pasir-Medan berkapasitas 3x25 MW.
8. MPP Pontianak kapasitas 4x25 MW.
Selain delapan MPP, Presiden Jokowi juga meresmikan sembilan unit infrastruktur kelistrikan Kalimantan Barat yaitu:
1. PLTU ketapang 2x10 MW
2. SUTT 150 kV Parit Baru – Kota Baru sepanjang 44 kms
3. SUTET 275 kV bengkayang-Jagoibabang sepanjang 162 kms
4. SUTT 150 kV Singkawang-Bengkayang sepanjang 140 kms
5. SUTT 150 kV Singkawang- Sambas sepanjang 118 kms
6. GI 150 kV Kota Baru dengan daya 30 MVA
7. GI 150 kV Sambas dengan daya 30 MVA
8. GITET 275 kV bengkayang 2x250 MVA
9. GI 150 kV Bengkayang sebesar 30 MVA