Liputan6.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan jumlah investor ritel pasar modal Indonesia saat ini sudah menembus angka 1 juta investor. Pencapaian tersebut menepis anggapan pesimistis banyak orang karena jumlah investor sebelumnya tidak pernah beranjak dari 400 ribu investor meskipun masih kalah bila dibanding Malaysia dan Singapura.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Nurhaida mengungkapkan, pasar modal Indonesia mengalami perkembangan dan pertumbuhan baik selama beberapa tahun terakhir. Salah satunya penambahan basis investor di pasar modal.
Advertisement
"Jumlah investor ritel bertumbuh signifikan. Sekarang investor ritel sudah sekitar 1 juta investor karena beberapa waktu lalu tidak beranjak dari 400 ribu investor," kata Nurhaida saat memberi sambutan di acara The 12th Anniversary J-Club Investing di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Sabtu (18/3/2017).
Menurutnya, penambahan sekitar 600 ribu jumlah investor ritel dalam dua tahun terakhir ini merupakan pencapaian luar biasa bagi Indonesia. "Itu karena kita secara masif memberikan pendidikan dan sosialisasi kepada masyarakat Indonesia, baik di Jakarta maupun di daerah lainnya," jelas dia.
Meski kenaikan dalam prosentase besar, Nurhaida mengungkapkan, sebanyak 1 juta investor dibanding jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa hanya 0,39 persen. Sementara di negara lain, seperti Malaysia dan Singapura sudah mencapai 20 persen-30 persen dari jumlah penduduknya.
"Capaian prosentase besar, tapi lihat 1 juta investor itu cuma 0,39 persen dari 250 juta penduduk. Bagaimana suatu pasar akan berkembang kalau pesertanya kurang banyak, karena di negara lain 20-30 persen, contohnya di Malaysia dan Singapura," papar Nurhaida.
Dia menjelaskan, kendala menambah jumlah basis investor pasar modal karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pasar modal. Pada 2013, sambungnya, masyarakat yang memahami pasar modal hanya 3,8 persen dan yang sudah memanfaatkan instrumen pasar modal 0,1 persen.
"Dengan meningkatkan pemahaman pasar modal, literasi pasar modal dari masyarakat naik menjadi 4,4 persen dan yang benar-benar masuk 0,25 persen. Jadi arah kita memang meningkatkan literasi yang cukup dan pada track yang benar secara lebih masif lagi," pungkas Nurhaida.(Fik/Zul)