Liputan6.com, Jakarta Seperti sudah diketahui, Polda Metro Jaya berhasil membongkar tindak kekerasan seksual terhadap anak yang dilakukan oleh komunitas pedofil yang tergabung dalam grup Facebook “Official Candy’s Groups”. Polisi telah mengamankan empat orang administrator grup itu. Anggota yang mengirimkan foto tindak kejahatannya kepada admin grup Facebook tersebut diberi Rp 15.000 setiap kali ada yang mengklik foto itu.
Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan sebelumnya menyampaikan, grup tersebut adalah komunitas pedofil yang saling berbagi konten pelecehan dan pencabulan terhadap anak-anak. Saat ini pihak kepolisian berkomitmen untuk terus menelusuri dan membongkar kejahatan ini.
Advertisement
"Siapa member tersebut kami akan telusuri karena banyak. Ini baru kita ungkap 4 orang, ini diantaranya dua-duanya pelaku dari kejahatan pedofil ini. Kemudian member ini juga terkoneksi atau bergabung dengan member-member internasional, di mana ada member dari Amerika Latin," ungkap Iriawan.
Kasus tersebut ternyata menyita perhatian Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Ia mengatakan bahwa salah satu cara Pemprov DKI mencegah kriminalitas yang dapat terjadi terhadap anak, adalah dengan membangun ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA).
Dengan adanya RPTRA, Ahok mengungkapkan, orangtua bisa mengawasi langsung aktivitas yang dilakukan sang anak. Dalam setahun, Pemprov DKI menargetkan pembangunan 200 RPTRA.
“Kami bangun RPTRA untuk menghindari kasus itu. Kenapa kami ingin membangun minimal 200 RPTRA, supaya kami bisa kenali anak-anak itu karena anak-anak itu bakal didata dengan aplikasi. Kami tahu persis anak-anak di mana, hobinya apa dan main di mana. Makanya kami butuh banyak RPTRA,” ungkap Ahok.
Selain bermanfaat untuk melindungi anak-anak dari tindak kriminalitas, RPTRA merupakan wadah bagi komunitas masyarakat ketika mereka ingin membicarakan kesusahan masing-masing keluarga dan mencari solusi bersama dengan kehadiran pemerintah. RPTRA juga merupakan tempat di mana warga dapat saling berbagi dan memperhatikan satu sama lain.
Aktivitas yang diadakan di RPTRA berfokus pada pembangunan masyarakat DKI Jakarta, dari tingkat janin hingga lansia. Fasilitas RPTRA sendiri meliputi perpustakaan, ruang laktasi, lapangan olahraga, urban farming, kios UMKM, serta PKK Mart.
Rencanaya, Ahok juga akan membangun ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) di kawasan Simatupang, Jakarta Selatan, yang serupa dengan RPTRA di Kalijodo. Sarana dan prasarana yang akan disediakan di RPTRA di kawasan Simatupang, nantinya akan mirip dengan yang berada di
Kalijodo saat ini.
Rencanaya, Ahok juga akan membangun ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) di kawasan Simatupang, Jakarta Selatan, yang serupa dengan RPTRA di Kalijodo. Sarana dan prasarana yang akan disediakan di RPTRA di kawasan Simatupang, nantinya akan mirip dengan yang berada di
Kalijodo saat ini.
Meski belum diketahui letak persis dibangunnya RPTRA di Simatupang tersebut, Ahok memastikan proses pembangunan RPTRA di sana juga akan menempuh cara yang sama dengan pembangunan sebelumnya di Kalijodo, yakni dengan turut melibatkan warga serta komunitas di Jakarta, sehingga nantinya Pemprov DKI Jkarta dapat mengetahui hal apa saja yang dibutuhkan oleh warga di RPTRA tersebut.