Terjerat Krisis Finansial, LeEco Jual Lahan Perusahaan

Alasan LeEco hendak menjual lahan besarnya tak lain karena terjerat krisis finansial.

oleh Jeko I. R. diperbarui 20 Mar 2017, 14:30 WIB
CEO LeEco, Jia Yueting mengendalikan melalui perintah suara dari smartphonenya saat memperkenalkan mobil listrik di Beijing, China (20/4). Mobil listrik pertama buatan LeEco ini dapat melaju self-driving atau tanpa awak. (REUTERS/Damir Sagolj)

Liputan6.com, Santa Clara - LeEco memang bisa dibilang sebagai perusahaan teknologi yang tengah meroket. Meski begitu, status finansial perusahaan teknologi asal Tingkok tersebut tidak begitu mujur. Buktinya, LeEco dikabarkan akan menjual lahan perusahaannya yang berlokasi di Sillicon Valley, Amerika Serikat (AS).

Sebuah sumber menyebut, lahan yang berlokasi di Santa Clara, California itu merupakan lahan yang sebelumnya dibeli dari Yahoo. Lahan seluas 20 hektar ini rencananya akan menjadi markas pusat LeEco di AS.

Dilansir TechCrunch, Senin (20/3/2017), LeEco juga akan membangun gedung raksasa "EcoCity". Gedung yang digagas pada Oktober 2016 lalu tersebut kelak mampu menampung 12.000 karyawannya di AS dengan sokongan aneka teknologi mutakhir.

Alasan LeEco hendak menjual lahan besarnya tak lain karena terjerat krisis finansial. Krisis terjadi setelah LeEco ekspansi ke Negeri Paman Sam.

Selain ekspansi, LeEco juga sebelumnya telah mengakuisisi salah satu vendor produsen TV asal AS dan rumah produksi film di Inggris. Sayangnya, setelah semua berlangsung, kondisi keuangan perusahaan dilaporkan merangkak.

Sampai-sampai, dampak tersebut juga memaksa pendiri LeEco, Jia Yueting untuk memotong gajinya sebesar US$ 0,15.  Langkah itu dilakukan usai bisnis perseroan berjalan lambat dan minim kas.

Jia pun meminta maaf kepada para pemegang saham lantaran tekanan yang terjadi di keuangan dan organisasi. "LeEco akan berhenti ekspansi yang menghabiskan banyak modal, dan fokus ke market yang sudah ada," ujarnya.

(Jek/Ysl)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya