Kelok Tajam Wisata Guci Tegal Kembali Makan Korban Jiwa

Dalam sebulan, tujuh nyawa melayang di area kelokan tajam Wisata Guci Tegal.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 20 Mar 2017, 10:34 WIB
Dalam sebulan, tujuh nyawa melayang di area kelokan tajam Wisata Guci Tegal. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Tegal - Kecelakaan beruntun yang melibatkan tiga unit kendaraan minibus, mobil bak terbuka dan sepeda motor terjadi di jalur turunan S objek wisata (OW) Guci. Tepatnya di Jalan Raya Kalibakung Balapulang, Kabupaten Tegal pada Minggu sore, 19 Maret 2017, sekitar pukul 15.30 WIB.

Akibat kecelakaan maut di jalur berkelok tajam itu, lima orang tewas. Tiga di antaranya tewas di lokasi kejadian, sedangkan belasan korban lainnya terluka. Hingga kini, para korban luka masih dirawat di RS dr Soesilo Slawi.

Informasi yang dihimpun Liputan6.com, tiga korban tewas di lokasi kejadian masing-masing bernama Khaeroni (52), Nisfi Nur Afifah (14) dan Wahroni (48). Sedangkan, dua korban lainnya meninggal saat dirawat di RS dr Soesilo Slawi atas nama Zahro (29) dan seorang lagi belum diketahui namanya.

Kelima korban tewas, termasuk sang sopir mobil bak terbuka dan empat penumpang lainya. Semua korban adalah warga Desa Kesuben, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal.

Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, kecelakaan bermula saat kendaraan mobil bak terbuka bernopol G 1724 HP dikemudikan Wahroni membawa rombongan keluarga yang hendak pulang sehabis berwisata ke Guci sekitar pukul 15.00 WIB.

Sekitar pukul 15.30 WIB, sesampainya di lokasi kejadian, melintas sebuah sepeda motor dari arah belakang yang mendahului kendaraan mobil bak terbuka. Pada saat bersamaan, dari arah berlawanan muncul kendaraan minibus bernopol G 1437 AE yang diduga mengarami rem blong dan langsung menabrak sepeda motor dan mobil bak terbuka.

Menurut korban selamat seorang penumpang minibus, Zamuri (48), warga Kaligangsa Kota Tegal, ia bersama rombongan dalam perjalanan pulang sehabis berwisata di OW Guci.

"Tiba-tiba saja saat di jalan turunan tadi sopir kaget atau bagaimana tiba-tiba kendaraan meluncur deras dan menabrak pikap di depannya. Duorrrr... suaranya keras banget tadi pas nabrak, nggak taunya ada sepeda motor juga ternyata," ucap Zamuri.

Diduga minibus yang ditumpanginya mengalami rem blong. Setelah melaju di jalan menanjak dan berkelok turun, sopir tak mampu mengendalikan laju kendaraannya.

"Setelah tabrakan itu, beberapa penumpang mobil bak terbuka, minibus dan sepeda motor itu ada terpental di lokasi kejadian hingga ke semak-semak," tutur dia.

Kecelakaan maut itu hingga menyebabkan dua kendaraan minibus dan mobil bak terbuka ringsek di bagian depan. Sedangkan, sepeda motor hampir tak berbentuk lagi karena benturan keras saat peristiwa itu terjadi.

Kasatlantas Polres Tegal AKP Yoppy Anggi Krisna membenarkan kecelakaan beruntun tersebut. Hingga kini, kata dia, sejumlah korban luka-luka beberapa di antaranya sudah diperbolehkan pulang oleh tim dokter RS dr Soesilo Slawi.

"Untuk sementara waktu, lima orang meninggal dunia. Tiga korban tewas di lokasi kejadian dan dua korban lainnya meninggal di RS dr Soesilo Slawi. Sampai saat ini, masih ada tiga korban lainnya saat ini sedang dalam perawatan di RS dr Soesilo Slawi," ucap Yoppy Anggi Krisna kepada Liputan6.com, Senin (20/3/2017).

Kejadian nahas pada Sabtu sore itu sempat membuat kemacetan di jalur OW Guci hingga tiga jam lebih. Setelah tiga kendaraan berhasil dievakuasi, sekitar pukul 20.00 WIB arus lalu lintas kembali normal.


Jalur Wisata Guci Sempit dan Licin

Dalam sebulan, tujuh nyawa melayang di area kelokan tajam Wisata Guci Tegal. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Jalan menuju ke objek wisata air panas Guci di Kecamatan Bumijawa dikenal rawan kecelakaan. Jalur tersebut kurang lebar dan licin, terutama ketika diguyur hujan lebat.

Berdasarkan pantauan, jalur rawan kecelakaan itu berada di Yomani, Kecamatan Lebaksiu, hingga menuju Guci. Jalur tersebut sebagian besar berupa tanjakan dan berkelok-kelok.

Lima lokasi jalan rawan itu adalah jalan berkelok-kelok di Bukit Siwuni Kalibakung, Pasar Bojong, pertigaan Pasar Tuwel, dan tanjakan Dukuh Kemaron Tuwel.

Titik paling berbahaya berada di jalan leter S, Bukit Siwuni Kalibakung. Selain menanjak, juga berkelok seperti huruf S. Jika ada kendaraan mogok di jalan itu, kendaraan di belakangnya juga harus berhenti.

Hal itu bisa menimbulkan kemacetan panjang, apalagi kalau kendaraan di belakang juga ikut mogok. Dengan kondisi itu, jalan tersebut butuh diperlebar agar kendaraan di belakangnya bisa mendahului dan tidak terjadi macet.

Menurut Kepala UPTD OW Guci Haris, kemacetan dan kecelakaan memang sering terjadi di jalur tersebut, terutama pada hari libur.

Untuk itu, dia berharap Pemkab memperlebar jalan tersebut. Pemkab juga perlu memperlebar jalan-jalan lain, di antaranya di Jembatan Kali Awu, pertigaan Wana Wisata, Pasar Guci, dan tikungan Sendangsari.

Selain pelebaran jalan, kata dia, solusi lainnya untuk mengatasi kemacetan di lokasi Guci adalah dengan membuat jembatan yang menghubungkan Pancuran 13 dengan tempat parkir sebelah barat.

"Sering kali terjadi kecelakaan dijalur Kalibakung itu. Selain sempit, kondisi jalan di ruas tersebut juga menikung tajam dengan turunan dan tanjakan yang cukup curam," kata dia.

Dalam kurun enam bulan terakhir, sedikitnya tujuh nyawa melayang akibat kecelakaan di ruas jalan tersebut.

"Kalau ada bus wisata yang melintas di titik-titik tersebut, pasti akan kesulitan. Kondisi jalan yang sempit, menikung tajam, dan menanjak menyebabkan sejumlah titik tersebut rawan kecelakaan," ujar Haris.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya