Liputan6.com, Damaskus - ISIS mengumumkan bahwa petingginya yang tewas di Suriah belum lama ini bukanlah Bahrumsyah sebagaimana yang ramai diberitakan. Media propaganda kelompok teroris itu, Amaq News Agency, menyebut bahwa kabar tewasnya Bahrumsyah keliru dan yang bersangkutan kini dalam kondisi segar dan bugar.
Bahrumsyah merupakah salah satu orang Indonesia yang pertama bergabung dengan ISIS. Ia diyakini berangkat ke Suriah pada 2014 demi bergabung dengan kelompok itu untuk melawan pemerintahan Bashar al-Assad.
Advertisement
Pada Rabu lalu, The Straits Times melaporkan, Bahrumsyah terbunuh dalam serangan bom gagal yang ditujukan terhadap tentara Suriah. Bom meledak sebelum waktunya.
Kabar terkait kematian Bahrumsyah lantas ramai diberitakan oleh media di Indonesia.
"Itu bukan Bahrumsyah. Orang yang tewas itu tidak berasal dari Indonesia. Menurut ISIS, ia berasal dari Uzbekistan," ujar Sidney Jones, Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) yang berbasis di Jakarta seperti Liputan6.com kutip dari Asian Correspondent, Senin, (20/3/2017).
Jones menjelaskan ada kesalahan dalam mengutip laporan dari sumber berita asli yang dimuat oleh Al-Masdar News. Militan yang tewas itu diketahui bernama Abu Muhammad Uzbekistan, bukan Abu Muhammad al Indonesi--julukan bagi Bahrumsyah.
Pihak berwenang di Indonesia sendiri belum sekali pun mengkonfirmasi kabar kematian Bahrumsyah. Detasemen Khusus 88 mengatakan, umumnya kematian seorang militan akan dibahas via komunikasi digital dan mereka harus memonitor percakapan tersebut sebelum membuat pengumuman apa pun.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan pada Jumat lalu bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan Interpol untuk mengonfirmasi kabar kematian Bahrumsyah.
Sosok Bahrumsyah tenar sejak kemunculannya dalam sebuah video yang viral pada tahun 2014. Rekaman itu sarat muatan propaganda. Ia menyerukan orang lain mengikuti jejaknya untuk bergabung dengan ISIS.
Sosok Bahrumsyah kabarnya dipilih langsung oleh pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi untuk memimpin Katibah Nusantara, perpanjangan tangan kelompok teroris itu untuk wilayah Asia Tenggara.
Katibah Nusantara secara resmi didirikan pada 26 September 2014 dan berpusat di Al-Shaddadi, yang terletak di Provinsi Hasakah, Suriah.
Jenderal Badrodin Haiti yang menjabat sebagai Kapolri periode 2015-2016 mengatakan, Bahrumsyah berperan sebagai penyokong dana dalam teror bom di Jalan MH Thamrin, Jakarta, pada 14 Januari 2016.