Liputan6.com, Jakarta Calon gubernur nomor pemilihan dua DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau akrab dipanggil Ahok, menginginkan semakin banyak warga yang menonton film Indonesia. Tak hanya itu, ia menyampaikan, semua lapisan masyarakat berhak menikmati film Indonesia, termasuk bagi para pasukan pelangi yang kerap bekerja untuk Jakarta. Seperti pasukan orange, pasukan biru, pasukan ungu, dan pasukan pelangi yang lain.
Untuk mewujudkan rencananya tersebut, Ahok menyatakan segera membangun bioskop rakyat. Pembangunan bioskop rakyat itu ditujukan kepada masyarakat berpenghasilan rendah.
Advertisement
“Jadi bioskop rakyat akan diadakan di pasar-pasar, bioskop itu diperuntukan bagi petugas PPSU (pasukan penanganan prasarana dan sarana umum), pasukan biru, pasukan hijau, dan lainnya,” kata Ahok.
Seperti diketahui, pasukan pelangi tersebut seperti pasukan biru merupakan PHL Dinas Sumber Daya Air, pasukan hijau merupakan PHL dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta. Ada pula pasukan orange, yang merupakan petugas PPSU dan pekerja harian lepas (PHL) Dinas Kebersihan DKI Jakarta. Kemudian, pasukan pelangi lainnya juga memiliki tugasnya masing-masing.
Ahok memaparkan, program seperti bioskop rakyat yang akan dibuatnya ini, sebelumnya telah dilakukan di India. Hal itu pula yang diakui Ahok membuat film India dan film garapan asing menjadi mendunia seperti sekarang.
“Penonton makin banyak, produksi film nasional juga maju. Ini industri film nyerap tenaga kerja banyak, dan ini salah satu produk kreatif yang enggak bisa disusupi orang. Perfilman Bollywood maju, Hollywood juga maju. Saya yakin potensi (film) nasional baik,” ucap Ahok.
Diakui Ahok, banyak warga selama ini tidak dapat ikut menikmati menonton film di bioskop lantaran harga tiket yang terbilang mahal bagi mereka. Program bioskop rakyat yang akan dibuat Ahok ini, nantinya akan dipergunakan untuk memutar film-film Indonesia yang sudah turun layar dari bioskop komersil.
“Bioskop rakyat yang kelola PD Pasar Jaya. Karena kalau (nonton film di) 21 itu terlalu mahal biayanya,” kata Ahok.
Direktur Utama PD Pasar Jaya Arif Nasrudin mengatakan, Ahok meminta pihaknya mengelola ruang kosong di pasar untuk dijadikan bioskop rakyat. Pengelolaan ini juga akan mengikusertakan pihak ketiga. Hal ini dilakukan agar PD Pasar Jaya tidak melanggar ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah. Bioskop rakyat ini nantinya hanya akan menayangkan film-film Indonesia.
“Kami enggak akan putar film Hollywood dan Bollywood. Hanya film Indonesia dan ini bisa mengembangkan perfilman kita juga, memberikan manfaat untuk pedagang pasar,” ujar Arif.
Harga tiket yang akan diterapkan di bioskop rakyat berkisar Rp 5-10 ribu, hal ini untuk memberi kesempatan bagi para warga ekonomi menengah ke bawah, juga mampu membeli tiket untuk menonton film. Ahok meyakini, tidak ada pengusaha yang bersedia membangun bioskop rakyat ini. Pasalnya, biaya tiket yang murah tidak menutup modal pembangunan bioskop.
Untuk membuat program bioskop rakyat ini dapat berjalan, Ahok mengungkapkan, PD Pasar Jaya selaku pengelola bioskop rakyat, nantinya dapat bekerjasama dengan rumah produksi pembuat film. Seperti contohnya Multivision Plus, Starvision, dan lain-lain. Nantinya film yang akan ditayangkan merupakan film garapan rumah produksi tersebut.
“Kami juga mau kerja sama dengan perusahaan film nasional dan mau bikin komplek perfilman. Jadi semua orang asing mau datang, bisa sewa semua, dan saya yakin potensi (perfilman) nasional baik,” kata Ahok.
Rencananya, dari 153 pasar yang berada di bawah PD Pasar Jaya, 10 hingga 20 persen dari jumlah pasar akan dibuka bioskop rakyat. Hal ini diakui Ahok, lantaran masih banyak pasar di DKI Jakarta yang belum memenuhi standar untuk dibukanya bioskop rakyat. Dengan adanya bioskop rakyat, selain untuk meramaikan pasar, Ahok berharap juga dapat menambah pendapatan pasar melalui iklan dari reklame.
(*)