6 Anggapan Keliru Tentang Cosplayer

Cosplay merupakan salah satu produk budaya pop yang telah menjadi industri tersendiri di dalam masyarakat.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 23 Mar 2017, 08:00 WIB
Alston Stephanus saat mengikuti New York Comic Con

Liputan6.com, Jakarta Cosplay atau costum player merupakan salah satu budaya populer dalam bentuk seni penampilan, yang menjadikan kostum dan aksesori seseorang merepresentasikan sebuah karakter dan ide-ide tertentu. Karakter tersebut juga merupakan hasil konstruksi dari hasil berbagai produk budaya populer yang berkembang dan membentuk komunitasnya sendiri.

Namun tahukah Anda banyak mitos yang berkembang di seputar cosplay, yang menjadikan kegiatan ini di pandang sebelah mata. Seperti dikutip dari laman Grunge, Senin (20/3/2017), berikut 6 pandangan keliru tentang cosplay yang perlu Anda ketahui.

Cosplay Hanya untuk Orang “Super-Aneh”
Kesan orang “super-aneh” melekat pada cosplayer karena mereka rela seharian mengenakan kostum yang tidak biasa. Asumsi ini tidak bisa dibenarkan, mengingat banyak orang merasa senang hanya dengan mengenakan dasi kupu-kupu dan bergaya layaknya detektif dalam komik Jepang.


Setiap Cosplayer Adalah Eksibisionis

Eksibisionis merupakan tindakan memamerkan beberapa bagian tubuh kepada khalayak ramai. Tindakan ini diklaim kerap dilakukan para cosplayer. Meski beberapa kostum suka memamerkan tubuh mereka, misal kostum halloern, namun hal tersebut tidak secara langsung menganggap tiap cosplayer adalah eksibisionis dan memiliki penyimpangan seksual.


Cosplayer Merupakan Orang yang Kesepian dan Jomblo

Ada pertanyaan mengapa seorang cosplayer rela mengenakan kostum “aneh” seharian ketimbang kencan dengan pasangannya atau berwisata dengan keluarganya? Pertanyaan ini kerap dijawab, menjadi cosplayer adalah pelarian dari rasa kesepian itu sendiri. Anggapan ini tentu tidak benar, mengingat komunitas cosplay sangat solid, bahkan di antara mereka ada yang berjodoh dan akhirnya menjadi keluarga.


Cosplay Hanya “Mainan” Anak Muda

Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar, mengingat banyak cosplayer yang berasal dari jenjang universitas. Cosplay sendiri merupakan kelompok yang terus berkembang tanpa putus dari generasi ke generasi. Seorang cosplayer dari Florida bahkan mengklaim, teman-teman cosplayer-nya berasal dari orang-orang yang telah berusia lebih dari 30 tahun. 

 


Cosplay Hanya Menghabiskan Uang

Semua hobi tentu menghabiskan uang. Namun kepuasan yang didapat tidak bisa dibayar dengan uang. Artinya kesenangan menjadi cosplayer memang menghabiskan uang, namun kesenangan ini juga bisa mendatangkan uang. Bagi seorang cosplayer yang telah populer, menjual kostum hasil ciptaan sendiri akan lebih mudah. Dirinya bahkan bisa menjadi “bintang” untuk terlibat dalam pembuatan iklan atau keperluan publikasi lainnya.


Cosplayer Tidak Punya Hobi Lain

Cosplayer kerap dianggap sebagai orang aneh yang tidak punya hobi lain selain mengindetifikasikan diri orang lain ke dalam dirinya. Meskipun terkesan aneh, sesungguhnya para cosplayer adalah orang-orang kreatif yang mampu memecahkan masalah sulit. Cosplay bukan hanya mengenakan pakaian karakter tertentu, tapi juga menyelami, menyeberangi dimensi antara kehidupan nyata dan dunia karakter. Perlu imajinasi lebih untuk berani melakukan hal itu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya