Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan layanan keuangan global, UBS, meyakini roadmap 10 tahun Facebook yang diumumkan sang Chief Executive Officer (CEO), Mark ZuckerBerg, pada tahun lalu, akan menguntungkan perusahaan tersebut. Semua taruhan besar Facebook tersebut diyakini akan terbayar.
Zuckerberg pada awal 2016, menyampaikan sebuah visi bahwa investasi besar-besaran yang dilakukan Facebook pada Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan (AI), Virtual Reality (VR), konektivitas global serta platform chat seperti Messenger dan WhatsApp, akan menghasilkan pendapatan yang signifikan.
Merujuk pada visi itu, UBS meyanggah kekhawatiran Wall Street, yang menilai Facebook membuat taruhan besar pada teknologi canggih dan tidak akan mendapatkan timbal balik bagi pertumbuhan pendapatan perusahaan.
Baca Juga
Advertisement
UBS dalam catatan risetnya mengidentifikasikan kekhawatiran itu tidak berdasar, serta menilai semua taruhan besar Facebook itu akan terbayarkan di masa depan.
"Kami yakin bahwa selama dua sampai lima tahun ke depan, FB Messenger, WhatsApp dan Oculus akan beralih dari fokus pada pertumbuhan pengguna dan investasi ekosistem, menjadi mesin monetisasi Facebook yang lebih luas," ungkap UBS dalam catatan risetnya.
Semua bisnis Facebook akan menjadi pundi-pundi uang yang besar bagi Facebook dalam jangka panjang. "Menurut kami semua bisnis itu tidak akan menjadi kontributor pendapatan yang berarti dalam jangka menengah, tapi ada peluang jangka panjang yang besar dan banyak cara untuk monetisasi," jelas UBS.
Salah satu contohnya, UBS memperkirakan Oculus akan mengadopsi model bisnis yang melibatkan para developer untuk membuat software VR untuk headset tersebut. Model bisnis yang sama juga digunakan Sony, Microsoft dan Nintendo untuk konsol gim mereka.
Selain itu, UBS mengingatkan Wall Street untuk tidak melupakan fakta bahwa Facebook dan Instagram masih memiliki banyak cara untuk menampilkan iklan melalui konten video dan gambar. Belum lagi, orang-orang kini banyak menghabiskan waktu menggunakan kedua aplikasi tersebut, sehingga jelas bisnis Facebook akan berjalan lancar. Demikian seperti dilansir Business Insider, Selasa (21/3/2017).
(Din/Cas)