Buffon: Investor Asing Tidak Baik untuk Sepak Bola Italia

Buffon menyebut AS Roma dan Inter Milan milik investor asing, Juventus masih punya orang Italia.

oleh Liputan6 diperbarui 20 Mar 2017, 19:40 WIB
Gianluigi Buffon meminta warga Paris bersatu menyusul serangan teroris pada Jumat (13/11/2015) waktu setempat. (Reuters/Wolfgang Rattay)

Liputan6.com, Turin - Kiper kawakan Italia dan Juventus, Gianluigi Buffon, mengemukakan pendapatnya mengenai maraknya investor asing yang datang ke Serie A Italia. Buffon menilai, investor asing tidak baik untuk sepak bola Italia.

Dalam kurun waktu satu dekade terakhir, sejumlah investor asing membeli klub sepak bola Italia. Seperti diketahui, di Serie A, sejumlah klub kini dikuasai pemodal asing, seperti AS Roma dan Inter Milan. Juventus sendiri masih milik orang Italia.

 

AS Roma dimiliki oleh orang Amerika, Inter Milan oleh pengusaha Tiongkok. AC Milan juga sedang dalam proses akuisisi oleh pengusaha Tiongkok, kendati terancam batal.

"Investor asing di Serie A? Roma dengan Amerika, klub kota Milan dengan Tiongkok. Itu buruk untuk Italia," ucap kiper 39 tahun itu kepada majalah Kicker, seperti dilansir Football Italia.

"Itu adalah suatu kemunduran bagi sepakbola dan tradisi kita," ungkap mantan pemain Parma ini, yang hijrah ke Juventus pada 2001.


Berjuang Melawan Depresi

Video highlights kesigapan Andrea Barzagli dan Gianluigi Buffon menghadapi serangan lawan.

Buffon termasuk salah satu pemain gaek Italia yang sukses dalam kariernya. Berbagai gelar ia torehkan bersama Juventus dan Timnas Italia. Namun, di balik semua itu, banyak perjuangan dilaluinya.

Salah satunya adalah melawan depresi yang sempat ia derita. Hebatnya, Buffon mampu menghadapinya tanpa bantuan obat-obatan.

"Depresi? Itu krusial untuk tidak mengonsumsi obat. Tapi, saya yang paling tahu diri saya. Saya arsitek dari tujuan saya, tanpa tergantung pada obat-obatan," katanya.

Buffon berencana pensiun selepas Piala Dunia 2018 nanti. Selama kariernya, hanya satu gelar yang belum pernah dimenangkannya yakni Liga Champions.

"Selama bertahun-tahun, saya takjub dengan apa yang mendorong saya bisa tetap bermain. Perjuangan dari dalam diri ini memberikan saya motivasi lebih. Jika saya memenangkan Liga Champions saya akan mencapai kekosongan: pikiran itu menggelayut dalam benak saya," tutur Buffon. (Abul Muamar)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya