Liputan6.com, Manado - Hujan deras selama lebih kurang dua jam mengakibatkan sejumlah wilayah di Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut), terendam banjir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulut mencatat sedikitnya enam dari 12 kecamatan di Manado terendam banjir pada hari ini sejak pukul 13.30 hingga 15.00 Wita.
Tak pelak, kritikan tajam dilayangkan ke Pemerintah Kota Manado yang dinilai gagal dalam program penanggulangan banjir. "Apa yang dikerjakan Pemerintah Kota Manado selama ini? Hujan hanya dua jam, separuh dari kecamatan yang ada di Manado terdampak banjir," ucap Jull Pinontoan, warga perumahan GPI Manado. Senin (20/3/2017),
Adapun BPBD Sulut memastikan enam kecamatan terdampak banjir. "Yaitu, Kecamatan Pall Dua, Kecamatan Tuminting, Kecamatan Wanea, Kecamatan Singkil, Kecamatan Tikala, dan Kecamatan Sario," ujar Kepala BPBD Sulut, Noldy Liow di Manado, Senin sore tadi.
Noldy mengatakan, untuk longsor terjadi di enam titik. Di antaranya, Kelurahan Ranomut, Kecamatan Pall Dua dan Tanjung Batu, Kecamatan Wanea.
Baca Juga
Advertisement
"Ada satu anak yang luka-luka karena longsor dan sudah dibawa ke puskesmas di Kelurahan Ranomut," Noldy membeberkan.
Dia menambahkan, di Perum Kejaksaan, Kelurahan Bumi Nyiur, terdapat 200 rumah yang terdampak banjir.
"Masih akan terjadi hujan sampai bulan April dan bulan Mei. Warga diharapkan agar tetap waspada terhadap banjir dan longsor," kata Noldy sembari menambahkan untuk data kerusakan rumah yang terdampak banjir sampai saat ini masih dihitung.
Terkait kondisi tersebut, pakar hukum lingkungan dari Universitas Sam Ratulangi Manado, Flora Kalalo mengingatkan, pemerintah harus memberikan perhatian terhadap penyebab banjir.
Flora menjelaskan, selain curah hujan tinggi yang terjadi tiap musim hujan, jumlah dan kepadatan penduduk yang terpusat di daerah aliran sungai menjadi penyebab banjir. "Ini harus menjadi perhatian serius pemerintah."