Mantan Komandan IRA dan Negosiator Perdamaian McGuinness Wafat

Martin McGuinness yang memiliki peranan penting dalam konflik Irlandia Utara, meninggal dunia pada usia 66 tahun.

oleh Citra Dewi diperbarui 21 Mar 2017, 21:00 WIB
Martin McGuinness (AP)

Liputan6.com, Belfast - Martin McGuinness, bekas komandan Tentara Republik Irlandia (IRA) yang berubah menjadi pendamai dan mantan wakil menteri pertama Irlandia Utara, meninggal dunia.

Partai Katolik Sinn Fein mengatakan, McGuinness yang tutup usia pada 66 tahun itu meninggal akibat sakit. Ia didiagnosis menderita penyakit jantung langka pada Desember tahun lalu.

McGuinnes merupakan kepala negosiator Sinn Fein selama proses perdamaian Irlandia Utara. Perjanjian itu mengakhiri konflik 30 tahun di wilayah tersebut dan menewaskan lebih dari 3.500 orang.

Konflik Irlandia Utara atau dikenal dengan The Troubles, merupakan konflik berdarah antara loyalis dan unionis (umumnya Protestan) yang bersatu dengan Inggris, melawan nasionalis dan republikan (umumnya Katolik) dengan Irlandia.

McGuinness yang merupakan politisi Sinn Fein, menjadi wakil pertama menteri Irlandia Utara pada 2007. Namun ia mengundurkan diri pada Januari lalu di tengah protes atas gagalnya rencana energi terbarukan yang didanai pemerintah.

"Dunia politik dan rakyat di seluruh pulau ini akan kehilangan kepemimpinan seperti dia,...dan komitmennya terhadap nilai-nilai asli demokrasi yang ia tunjukkan dalam pengembangan institusi di Irlandia Utara," ujar Presiden Irlandia Michael D. Higgins seperti dikutip dari USA Today, Selasa (21/3/2017).

"Sebagai Presiden Irlandia, saya ingin memberi hormat atas kontribusi besar untuk kemajuan perdamaian dan rekonsiliasi di Irlandia Utara, kontribusi yang diakui oleh seluruh pendapat," imbuh Presiden Higgins.

Sementara itu Presiden Sinn Fein, Gerry Adams mengatakan, sepanjang hidupnya tokoh Irlandia Utara itu menunjukkan tekad yang besar, martabat, dan kerendahan hati dan hal itu tak berubah kala ia sakit.

"Ia merupakan republikan bergairah yang bekerja tanpa lelah untuk perdamaian dan rekonsiliasi dan untuk re-unifikasi negaranya," ujar Adams.

Sementara itu, seorang politisi Inggris yang istrinya lumpuh ketika IRA membom sebuah hotel di Brighton, Inggris, pada 1984, menyebut bahwa McGuiness adalah seorang pengecut.

Perdana Menteri Inggris, Theresa May, menyampaikan bela sungkawa terhadap keluarga McGuinness.

"Sementara saya tak bisa memaafkan jalan yang ia ambil di awal hidupnya, Martin McGuinness memainkan peran menentukan dalam memimpin gerakan Republikan yang jauh dari kekerasan. Dalam melakukannya, ia membuat kontribusi penting dan bersejarah bagi perjalanan Irlandia Utara yang luar biasa, dari konflik ke perdamaian," ujar May.

"Sebagai wakil menteri pertama selama hampir satu dekade, ia adalah salah satu pelopor pelaksanaan pembagian kekuasaan lintas masyarakat di Irlandia Utara. Ia mengerti kerapuhan dan signifikan berharga dan memainkan bagian penting dalam membantu untuk menemukan jalan melalui banyak momen sulit," imbuh May.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya