Pelemahan Dolar AS Dukung Reli Harga Emas

Harga emas di pasar spot naik 0,9 persen ke level US$ 1.244,48 per ounce dan mendekati level tertinggi dalam tiga pekan terakhir.

oleh Arthur Gideon diperbarui 22 Mar 2017, 06:45 WIB
Harga emas di pasar spot naik 0,9 persen ke level US$ 1.244,48 per ounce.

Liputan6.com, New York - Harga emas terus naik dan mendekati level tertinggi dalam tiga pekan terakhir pada perdagangan Selasa ini. Memudarnya harapan akan kenaikan suku bunga Bank Sentral AS menjadi pendorong kenaikan harga emas.

Mengutip Reuters, Rabu (22/3/2017), harga emas di pasar spot naik 0,9 persen ke level US$ 1.244,48 per ounce. Level tersebut mendekati harga tertinggi yaitu US$ 1.247,60 yang ditorehkan pada 2 Maret lalu. Sedangkan harga emas berjangka untuk pengiriman April ditutup naik 1 persen pada US$ 1.246,50.

Pelemahan dolar AS akibat pupusnya harapan pelaku pasar akan rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed). Dolar AS jatuh ke level terendah dalam enam pekan terakhir.

The Fed memberikan sinyal bahwa kenaikan suku bunga tidak akan agresif. Padahal sebelumnya para pelaku pasar berharap bahwa kenaikan bunga acuan tersebut bisa lebih cepat dari perhitungan awal.

Sinyal dari the Fed tersebut membuat dolar AS tertekan dan memberikan keuntungan kepada harga emas. Biasanya memang gerak harga emas berkebalikan dengan dolar AS. Dengan pelemahan dolar AS akan membuat pelaku pasar yang bertransaksi dengan mata uang di luar dolar AS akan lebih untung.

"Setelah tertekan cukup dalam pada bulan kemarin, harga emas sangat terbantu dengan kenaikan suku bunga yang tidak terlalu agresif ini," jelas analis Mitsubishi Jonathan Butler.

Harga emas memang telah meningkat sejak Rabu pekan lalu, terpicu melemahnya dolar AS usai the Fed mengumumkan kenaikan suku bunga. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya