Liputan6.com, Jakarta Orang Indonesia tidak lepas dari kebudayaan sungai. Sejak lama sungai menjadi bagian penting bagi kehidupan orang Indonesia, mulai dari urusan kebutuhan sehari-hari, perairan ladang, hingga digunakan sebagai akses sarana transportasi. Sungai Puteh yang ada di Maros, Sulawesi Selatan, misalnya. Sungai ini telah lama dimanfaatkan masyarakat sebagai akses jalan alternatif untuk bisa berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain.
Baca Juga
Advertisement
Uniknya, sistem transportasi Sungai Puteh ternyata mirip dengan bus way yang ada di Jakarta. Memanfaatkan aliran sungai sepanjang 5 kilometer, perahu-perahu di Sungai Puteh memiliki tiga dermaga utama untuk melayani mobilitas masyarakat. Dermaga pertama terletak di hulu sungai, menghubungkan pengunjung dengan wisata gua yang ada di kawasan Rammang-Rammang.
Dermaga kedua berada di pusat sungai, menghubungkan pengunjung dengan restoran dan cottage yang ada di bagian tengah sungai. Sedangkan dermaga ketiga, merupakan dermaga yang terdekat dengan jalan raya sebagai akses masyarakat untuk berkegiatan sehari-hari.
Dahlia, salah seorang pengelola transportasi Sungai Puteh saat ditemui Liputan6.com, Senin (20/3/2017) mengatakan, terdapat sekitar 120 unit perahu untuk melayani transportasi di Sungai Puteh. Perjalanan ke tiap dermaga menempuh waktu sekitar 45-50 menit. Layaknya TransJakarta, sistem transportasi Sungai Puteh juga memiliki rambu-rambu khusus, mulai dari cermin cembung yang dipasang di tiap belokan tajam, tanda putar arah, hingga rambu penanda gua.
“Untuk wisatawan, tarifnya Rp 200 ribu per orang, untuk masyarakat bisa membayar Rp 20 ribu untuk sekali naik,” ujar Dahlia.
Mulai beroperasi mulai pukul 08.00 pagi hingga pukul 18.00 sore, transportasi Sungai Puteh bisa menjadi salah satu tujuan wisata Anda saat berkunjung ke Maros. Selain bisa lebih dekat dengan kebudayaan sungai masyarakat Sulawesi Selatan, Anda juga berkesempatan menyaksikan keindahan alam maros dari dekat. Tak perlu khawatir dengan panas yang menyengat, pasalnya pihak pengelola telah menyiapkan topi rajut bambu sebagai pelindung.