Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) akan membangun kawasan pangan di perbatasan Indonesia dengan Timor Leste. Pembangunan kawasan pangan tersebut dimulai dari empat kabupaten yang berada di perbatasan yaitu Malaka, Belu, Timor Tengah Utara (TTU) dan Kupang.
Staf Ahli Menteri bidang Infrastruktur Pertanian, Dr Ani Andayani mengatakan, pembangunan kawasan ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan kerja Menteri Pertanian Amran Sulaiman ke Kabupaten Belu pada 14 Maret 2017.
Kunjungan tersebut dalam rangka mewujudkan program untuk penguatan pangan perbatasan di dua kabupaten lainnya yaitu kabupaten Kupang dan kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
Baca Juga
Advertisement
“Pembangunan kawasan perbatasan direncanakan secara mekanisasi dan berdasarkan potensi daerah serta memperhatikan kebutuhan di Timor Leste di mana pada gilirannya akan ekspor kesana sebagai destinasi utama sambil menguatkan pangan di NTT itu sendiri secara berkelanjutan,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (22/3/2017).
Ani menjelaskan perhatian Kementan melalui Program Upaya Khusus (Upsus) padi, jagung kedelai (pajale) yang telah dimulai sejak awal 2015 ke 22 kabupaten dan kota. Kemudian dilanjutkan dengan Upsus sapi indukan wajib bunting (Siwab) ke 22 kabupaten/kota di seluruh NTT.
"Kini kementan hadir di NTT untuk penguatan pangan di perbatasan yaitu di Malaka, Belu, TTU dan Kupang," kata dia.
Sementara itu, Gubernur NTT Frans Lebu Raya berkomitmen untuk membangun kawasan perbatasan Indonesia dengan Timor Leste tidak hanya dari 4 kabupaten yang berada di perbatasan yaitu Malaka, Belu, Timor Tengah Utara (TTU) dan Kupang.
Namun menurutnya, membangun kawasan pangan perbatasan sama saja dengan membangun seluruh provinsi NTT yang berbatasan dengan Timor Leste.
"Membangun kawasan pangan perbatasan adalah untuk membangun provinsi NTT yang berbatasan dengan Timor Leste," tandas dia. (Dny/Gdn)