Tak Mau Ganggu Kegiatan Publik, PLN Kubur Kabel di Bawah Tanah

PLN akan membentangkan kabel listrik di bawah tanah.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 22 Mar 2017, 14:47 WIB
Pekerja mengecek instalasi kabel di tiang listrik milik PLN, Jakarta, Jumat (26/2). PLN menjaga mutu keandalan penyaluran tenaga listrik, memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan, dan estetika tata kota Jakarta. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) telah berinovasi dalam menyambungkan jaringan kelistrikan Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) untuk wilayah Jakarta. Demi tak mengganggu kenyamanan dan fasilitas publik lain, PLN akan membentangkan kabel listrik di bawah tanah.

Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat, Murtaqi Syamsudin mengatakan, pembangunan jaringan SKTT bawah tanah merupakan permintaan Pemerintah Daerah DKI Jakarta untuk meminimalkan kabel di atas permukaan tanah. Dengan tujuan menjaga estetika kota dan kegiatan publik tidak terganggu. Atas keinginan tersebut, PLN tidak lagi membuat menara penghubung kabel atau Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).

"Simple saja, pihak pemda menginginkan Jakarta sudah diminimalkan ‎kabel-kabel di atas tanah itu supaya keindahan kota terjaga, pelaksanaan pembangunannya juga tidak mengganggu kegiatan publik," kata Murtaqi, di Tanjung Priok, Jakarta,‎ Rabu (22/3/2017).

Menurut Murtaqi, dalam membangun jaringan kelistrikan dengan metode bawah tanah, PLN tidak perlu lagi melakukan pembebasan lahan, sehingga waktu penyelesaian pembangunan menjadi lebih cepat. Tetapi, biaya yang dibutuhkan menjadi jauh lebih mahal 2 sampai 3 kali lipat, karena menggunakan metode baru.

‎"‎Enggak karena ini melalui jalur-jalur yang ditunjuk pemda. Kalaupun ada pembebasan lahan itu sifatnya sementara, jadi kita sewa tempat untuk memasang," ucap Murtaqi.

‎SKTT yang memanfatkan medan bawah tanah tersebut ‎diimplementasikan pada pembangunan SKTT Marunda - Kalibaru 150 kilo Volt (kV), dengan membentangkan kabel berukuran 150 kV XLPE Cu 1x1200 mm2 (2 sirkit, 3x1 single core cable), sepanjang 6,2 Kilo meter (Km) berkedalaman 3 meter, pembangunan tersebut membutuhkan dana sebesar Rp 239 miliar.

Pembangunan KTT 150 kV Marunda -Kalibaru ini, sebagai salah satu program peningkatan keandalan sub sistem Priok Bekasi. Karena , Gardu Induk (GI) 150 kV Marunda sekarang mendapatkan pasokan beban dari GI 150 kV Bekasi, dan GI 150 kV Pelindo dari GI 150 kV Priok.

Diharapkan dengan beroperasinya SKTT 150 kV Marunda Kalibaru, untuk GI 150 kV Pelindo dan GI 150 kV Kalibaru dapat dimanuver untuk mendapatkan pasokan dari GI lain, seandainya GI yang memasok sebelumnya ‎mengalami pemadaman.

"Begitu Marunda-Pelindo B ini beroperasi, GI Pelindo A dan GI Pelindo B siap memasok ke Kalibaru," tutup Murtaqi.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya