Balita Hidrosefalus Anak Penjual Es Butuh Biaya Pengobatan

Ilham Putra Usman (3) menderita hidrosefalus sejak dalam kandungan.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 22 Mar 2017, 18:01 WIB
Ilham Putra Usman, bocah tiga tahun asal Desa Ranjeng, Kecamatan Ciruas, Serang, Banten, menderita hidrosefalus sejak dalam kandungan. (Liputan6.com/Yandhi Deslatama)

Liputan6.com, Serang - Kesedihan menggelayuti pasangan suami istri, Usman (33) dan Amelia (27), karena sang putra, Ilham Putra Usman (3) menderita hidrosefalus sejak dalam kandungan. Adapun hidrosefalus adalah peningkatan volume cairan di dalam otak yang mengakibatkan pembesaran kepala pada bayi.

"Dari lahir sudah begini, kata dokter tidak bisa lahir normal, karena kepalanya sudah besar, makanya waktu itu dioperasi (bedah cesar)," ucap Amelia (27) di Serang, Senin, 20 Maret 2017.

Warga Kampung Ranjeng, Desa Ranjeng, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Banten itu sehari-hari berdagang es goreng pisang hijau di salah satu toko swalayan di wilayah Ciruas melahirkan sang putra pada 6 Juni 2014.

Keduanya yang asli warga Kabupaten Sumedang, Jawa Barat itu tinggal di sebuah rumah kontrakan di Kecamatan Ciruas. Dengan segala keterbatasannya, Usman dan Amelia tak mampu membawa berobat putranya yang tergolong balita tersebut.

"Enggak dirawat, (berobat) pulang pergi, dua minggu sekali. Berobat itu sampai umur enam bulan. Kemarin-kemarin ada dari Dinas Sosial, itu cuma meninjau doang," Amelia menerangkan.

Ia pun hanya mampu berharap uluran tangan dari dermawan maupun pemerintah. Terutama untuk urun rembuk membantu pengobatan buah hatinya tersebut.

"Ngontrak rumah Rp 500 ribu sebulan, tempat jualan Rp 1,2 juta, sebab dua gerobak. Namanya juga jualan, hasil tidak tentu, kalau ramai laku banyak, kalau sepi yah tidak," ibunda bocah penderita hidrosefalus itu memungkasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya