Liputan6.com, Jakarta Country Director Badan Progam Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) di Indonesia Christophe Bahuet memuji kemajuan RI dalam dimensi laporan penilaian indeks pembangunan manusia 2016.
Meski sudah banyak kemajauan, Bahuet meminta pemerintah tak berpuas diri. Sebab, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi
Pekerjaaan rumah pertama adalah di bidang penanganan kemiskinan dan kelaparan. Dia mengatakan dari data UNDP masih ada puluhan juta warga Indonesia yang terkena gizi buruk.
"140 juta orang Indonesia hidup dengan kurang dari Rp 20 ribu per hari; 19,4 juta orang menderita gizi buruk," sebut Bahuet di kantor UNDP, Rabu (22/3/2017).
Selain di bidang tersebut, sektor yang harus diperbaiki lainnya adalah kesehatan. Angka kematian ibu saat melahirkan dinilai cukup tinggi.
Baca Juga
Advertisement
"Dua juta anak di bawah satu tahun belum menerima imunisasi lengkap. Angka kematian ibu, 305 kematian per 100 ribu kelahiran," tambah dia.
Sektor terakhir yang perlu perbaikan ekstra dijelaskan Bahuet ada di akses layanan dasar pendidikan bagi anak.
"Hampir 5 juta anak tidak bersekolah. Anak-anak di Papua memiliki tingkat drop out tertinggi di Indonesia," kata Bahuet.
Sebelumnya di tempat yang sama, Penasihat Teknik UNDP Indonesia, Ansye Sopacua menyebut Indonesia berada di peringkat seratusan dalam hal IPM.
"(Indonesia peringkat) 113 dari 188 negara, ranking itu baik," sebut Ansye di kantor UNDP Jakarta, Rabu (22/3/2017).
Namun, angka tersebut tak buruk. Pasalnya, dalam bidang pendapatan RI mengalami peningkatan begitu pesat dari tahun-tahun sebelumnya.
"kita harus lihat, kalau sekarang angkanya sekian, Indonesia itu sebagai the best performer di wilayah Asia Pasifik," ucap dia.
"Peningkatan yang luar biasa terutama di (dimensi) income (pendapatan) itu (kenaikan) lebih dari 135 persen," sambungnya.