Anak Bandel di Sekolah, Akibat Meniru Kelakuan Orangtua

Menteri Yohana berasumsi, seorang anak yang bandel dikarenakan ia diperlakukan keras di rumah. Ia meniru semua perilaku orangtuanya

oleh Bella Jufita Putri diperbarui 23 Mar 2017, 06:00 WIB
Menteri Yohana berasumsi, seorang anak yang bandel dikarenakan ia diperlakukan keras di rumah. Ia meniru semua perilaku orangtuanya

Liputan6.com, Jakarta Selasa, 21 Maret 2017 malam, sembilan anak dari Forum Anak Kalimantan Barat yang mewakili kabupaten/kotanya berkesempatan bertemu langsung dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Prof. Yohana Susana Yembise untuk menyampaikan keluh kesah mereka terkait permasalaan anak di wilayahnya masing-masing.

Rizky(16), Jessica (17), Zakaria(17), Cokro(17), Sunariya(16), Zulfadli(17), Hafidh(16), Putri(16), dan Markus(16) menceritakan beberapa kejadian yang menimpa teman-teman sebaya mereka. Mulai dari anak-anak pembangkang di sekolah hingga permasalahan anak bekerja.

Mama Yo, begitu anak-anak itu memanggil menteri PPPA, mendengarkan dan tak segan langsung menanggapi segala curahan hati para anak. Cokro yang mewakili kabupaten Sintang bercerita kepada Mama Yo bagaimana cara untuk mengatasi anak yang bandel di sekolah.

"Kalau anak-anak itu bandel di sekolah, asumsi saya itu orangtuanya juga keras di rumah jadi anak-anak itu sebenarnya meniru dari orangtua. Itu pengalaman yang saya lihat. Kalau orangtuanya baik dan mau mengajar anak-anaknya untuk patuh, hormat kepada orangtua, pasti di sekolah dia patuh dengan guru," kata Mama Yo menjawab dalam acara Dialog Forum Anak Kalimantan Barat di Grand Kartika, Pontianak, ditulis (22/3/2017).

Menurut Yohana, seorang anak tidak akan berprilaku buruk jika mendapat asuhan yang baik di rumah oleh orangtuanya.

"Kalau di dalam rumah tangga itu terjadi kekerasan, pukul istri juga, anak-anak mengangap memukul itu hal yang wajar-wajar jadi di mana saja anak itu berada sikap itu akan kelihatan khusus di sekolah," katanya.

Mama Yo berpesan kepada forum anak Kalimantan Barat, untuk menangani masalah anak-anak di sekolah dengan bimbingan konseling (BK). Tak hanya itu ia juga menyarankan kepada anak-anak untuk membuat kelompok BK anak sendiri di sekolah.

"Di sekolah sendiri (kalian) buat mediasi, jadi anak-anak menjawab masalah teman-temannya sendiri. Kalian harus become agent of chance karena kalian pelapor dan pelopor,"kata Yohana.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya