Liputan6.com, Jambi - Bentrok antara dua kelompok warga terjadi di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, pada Senin, 20 Maret 2017. Meski tidak memakan korban jiwa, 72 unit lebih sepeda motor hangus dibakar warga yang anarkis.
Mendengar warganya bentrok, Selasa pagi, 21 Maret 2017, Gubernur Jambi Zumi Zola bersama Kapolda Jambi Brigjen Yazid Fanani dan Danrem 042/Garuda Putih Kolonel Inf Refrizal langsung menuju lokasi menggunakan helikopter.
Kabupaten Kerinci merupakan daerah terjauh dari Kota Jambi, tepatnya di ujung barat Jambi dengan jarak sekitar 10 jam perjalanan darat. Menurut Zola, sesampainya di lokasi ia langsung mengumpulkan seluruh pejabat Kabupaten Kerinci, tokoh masyarakat, pejabat Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan seluruh pihak lainnya.
Baca Juga
Advertisement
"Yang dituntut masyarakat setempat adalah tanah ulayat. Saya bilang, seluruh pihak harus sepakat dulu, bahwa sekarang kondisinya harus kondusif dulu," ujar Zola di Jambi, Selasa, 21 Maret 2017.
Ia juga meminta Bupati Kerinci Adi Rozal bersama jajarannya bisa menemukan solusi bijak dalam penanganan kasus tersebut. Dari lokasi kejadian, Zola mengatakan banyak beredar isu di tengah masyarakat. Namun, ia meminta agar warga tidak terprovokasi.
"Ini sangat merugikan, bentrokan ini sudah menjadi pemberitaan nasional. Nanti investor takut masuk ke Kerinci," ucap Zola.
Sementara itu, Kapolda Jambi Brigjen Pol Yazid Fanani mengatakan, saat ini sudah ada dua kompi pasukan yang disiagakan di lokasi bentrokan. Termasuk bantuan aparat dari TNI.
"Fokus saat ini adalah pemulihan, nanti akan ada pertemuan lanjutan," kata Yazid.
Bentrokan yang menghanguskan puluhan motor itu melibatkan warga di Desa Tamiai, Kecamatan Batang Merangin, Kabupaten Kerinci. Bentrokan
yang diduga dipicu masalah tanah itu juga menyebabkan jalur utama dari
Kabupaten Merangin menuju Kerinci lumpuh total selama berjam-jam.
6 Kesepakatan Damai
Kunjungan Zumi Zola itu juga menghasilkan enam kesepakatan antara warga yang terlibat bentrokan. Poin pertama, keamanan di wilayah adat Depati Muara Langkap, Desa Tamiai akan dijaga sepenuhnya oleh aparat keamanan Polda Jambi dan jajarannya.
Kedua, rapat selanjutnya akan diadakan di Kantor Camat Batang Merangin. Ketiga, belah pihak yakni warga adat Depati Muara Langkap dengan warga peladang menahan diri dan tidak anarkis.
Keempat, warga adat Depati Muaro Langkap dan warga peladang akan mengikuti tahapan proses penyelesaian konflik tersebut sampai tuntas.
Kelima, para peladang yang masih ada di wilayah adat Muaro Langkap diberikan izin pulang ke kampung halamannya masing-masing dan tidak boleh kembali ke ladang sampai ada penyelesaian akhir yang disepakati oleh kedua belah pihak.
Keenam, proses mediasi selanjutnya menghadirkan perwakilan Adat Depati Muaro Langkap dan utusan para peladang yang betul-betul mempunyai ladang di wilayah adat Muaro Langkap.
Akibat bentrok dua kelompok warga di Kerinci itu membuat trauma warga di Kecamatan Batang Merangin. Orang dewasa hingga anak-anak ketakutan. Sejumlah sekolah di Kecamatan Batang Merangin bahkan memulangkan siswanya lebih cepat.
"Kami trauma banyak motor dibakar. Sekolah langsung memulangkan kami. Sampai sekarang masih takut masuk sekolah," ujar Ade, salah seorang SMP di Kecamatan Batang Merangin.