Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrat tak habis pikir dengan isu mobil kepresidenan yang malah diarahkan kepada Ketua Umumnya, Susilo Bambang Yudhoyono. Padahal kerusakan mobil tidak ada hubungannya dengan SBY.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachlan Nasidik mengatakan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak perlu memainkan drama dengan mobil mogok.
Advertisement
"Gini aja Pak Jokowi , kalau mau beli mobil baru beli aja, jangan bikin drama gitu. Saya kira kalau mau beli mobil baru, beli mobil aja. Kalau mobil Mercy enggak cukup, Pak Jokowi masih mau beli mobil baru ya beli aja enggak usah bikin drama bikin mogok apa segala macam," ujar Rachlan di kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu 22 Maret 2017.
Partai Demokrat, kata Rachlan, tak terima nama SBY turut diseret dalam polemik ini. Rachlan menegaskan, mobil untuk mantan presiden merupakan kewajiban pemerintah seperti diatur Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1978.
SBY juga tidak pernah meminta mobil kepresidenan itu untuk dia gunakan secara khusus. Saat itu, pihak istana yang mengantarkan sendiri mobil itu ke kediaman SBY.
"Kok jadi malah ketika mobil Pak Jokowi mogok, seolah-olah ada hubungannya gitu. Mobil Pak Jokowi mogok karena mobil yang enggak mogok dipakai Pak SBY, padahal mobil (yang dipakai SBY) mogok-mogok juga," imbuh dia.
Pemerintah SBY sudah pernah mencoba mengajukan lelang pembelian mobil baru kepresidenan, dan untuk para menteri pada 2014 oleh Mensesneg saat itu Sudi Silalahi. Hanya saja, Jokowi menolak dengan alasan penghematan.
"Nah ini yang mau diganti itu mobil ini yang sekarang mogok itu. Tapi kan ditolak dengan alasan penghematan. Mungkin Pak Jokowi baru sadar memang sudah seharusnya diganti dari dulu gitu. Dengan mogok-mogok begini," ucap dia.
Menurut Rachlan, masalah ini tidak perlu dibesar-besarkan. Masih banyak yang harus diurus dari sekadar urusan mobil mogok.
"Enggak penting urusan ginian. Mobil mogok itu bukan urusan Jokowi, bukan urusan presiden apalagi presiden yang sudah mantan. Jadi Setneg jangan lempar batu sembunyi tangan," pungkas Rachlan.