Kasus 6 Bocah Membunuh 2 Tentara Gegerkan Venezuela

Polisi Venezuela menangkap enam anak, usia mereka antara 6 hingga 15 tahun. Mereka diduga terkait kematian dua tentara.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 23 Mar 2017, 14:30 WIB
Pihak kepolisian berhasil mengamankan salah seorang demonstran anti pemerintah di Venezuela (6/4/2014) (AFP Photo/Carlos Becerra).

Liputan6.com, Caracas - Polisi Venezuela menangkap enam anak, usia mereka antara 6 hingga 15 tahun. Apa yang mereka lakukan bukan kejahatan kecil-kecilan. Para bocah dibekuk terkait kematian dua tentara.

Para korban, dua tentara berpangkat sersan dari garda nasional, tewas ditikam di sebuah bar di Ibu kota Caracas.

Kasus tersebut sontak mengegerkan seluruh negeri. Warga Venezuela bertanya-tanya, bagaimana bisa para bocah melakukan tindakan sekeji itu.

Para tersangka diduga anggota geng Los Cachorros (The Puppies).

Seperti dikutip dari BBC, Kamis (23/3/2017), pada saat kejadian, kedua korban yang bernama Yohan Borrero dan Andres Ortiz sedang mengenakan pakaian biasa. Mereka tak berseragam tentara.

Keduanya sedang merokok di luar sebuah bar pada Minggu dini hari saat dua bocah mendekat dan mencuri salah satu tas mereka.

Para serdadu itu pun segera mengejar dua bocah pencuri itu, namun betapa kagetnya mereka saat dicegat sejumlah anak bersenjata pisau.

Meski terlatih di kesatuan tempur, kedua korban kewalahan menghadapi para bocah anggota geng yang menusuk mereka beberapa kali.

Salah satu dari mereka tewas di lokasi kejadian, lainnya menghembuskan napas terakhir di rumah sakit.

Venezuela adalah salah satu negara dengan angka pembunuhan terbesar di dunia.

Organisasi Venezuelan Observatory of Violence memperkirakan, ada 28.479 kematian yang terjadi tahun ini -- atau 91,8 per 100 ribu penduduk.

Kondisi tersebut diperparah oleh krisis. Di tengah kemiskinan, jumlah warga Venezuela yang tak mengindahkan hukum. Beberapa bergabung dengan geng kriminal -- seperti yang dilakukan para bocah.

Atau, seperti dikutip dari Fox News, dengan mempertaruhkan keberuntungan di sektor pertambangan ilegal.

Orang-orang mendatangi negara bagian Bolivar, salah satu lokasi cadangan emas terbesar di dunia -- di mana area dikapling-kapling dan diakui sebagai milik sejumlah mafia.

"Situasi di sini seperti pemerintahan paralel," kata salah satu penambang yang tak mau disebut namanya.

Aksi tembak-tembakan dan kematian misterius para penambang sering terjadi. "Setiap mafia punya teritori," kata penambang Venezuela, Argenis Tarazona (47).

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya