Liputan6.com, Jakarta Ungkapan terkadang hidup tak sesuai dengan rencana tampaknya memang terjadi. Saat menjalankan kisah cinta dengan pasangan, berharap akan berlabuh hingga ke pelaminan.
Baca Juga
Advertisement
Namun tak semua yang beruntung bisa sampai ke jenjang pernikahan. Mulai dari menyadari banyak perbedaan hingga tak direstui orangtua atau adanya orang ketiga mewarnai hubungan suatu pasangan. Bahkan, alasan "tidak mau berpacaran" atau "sudah enggak cinta lagi" juga menjadi penyebab kisah cinta yang putus.
Kisah cinta yang kandas terkadang menyisakan sebuah luka di hati. Bahkan, secara tak sadar, kenangan tentang mantan masih terkenang.
Saat patah hati, lagu-lagu seperti "Usai di Sini" dari Raisa atau Isyana Sarasvati yang menyanyikan "Tetap Dalam Jiwa" terdengar indah. Namun lagu tersebut kalah puitis dan menyayat hati saat dibandingkan lagu di era 1980an.
Coba saja, dengarkan beberapa lagu yang populer di tahun 1908-an. Bahkan, beberapa lagu ini pun masih banyak diputar di beberapa tempat, seperti cafe. Lagu apa sajakah itu?
Hati yang Luka
Lagu "Hati yang Luka" dinyanyikan Betharia Sonata, salah satu penyanyi legendaris hingga saat ini. Lagu ini dirilis 1987 silam di album dengan judul yang sama, Hati yang Luka.
Lagu ini terdengar masih banyak diputar lewat rekaman atau dinyanyikan pengamen jalanan. Tak banyak yang tahu, lagu ini sempat dicekal oleh Menteri Penerangan karena liriknya dianggap terllau cengeng dan pesimis.
Lagu ini mengisahkan tentang cinta yang ternoda oleh kekerasan. Lagu ini mengisahkan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) dengan cara yang berbeda. Dengan musik yang menjadi ciri khas di masa itu, alunan piano terdengar mendominasi, disertai dengan suara rengah Betharia Sonata.
"Dulu segenggam emas kau pinang aku. Dulu bersumpah janji di depan saksi. Namun semua hilanglah sudah ditelan dusta. Namun semua tinggal cerita hati yang luka," sepenggal lirik lagu "Hati yang Luka".
Advertisement
Mengapa Harus Jumpa
"Mengapa Harus Jumpa" merupakan salah satu legendaris di Indonesia yang dipopulerkan D'Lloyd. Band yang dibentuk 1970-an ini tetap berkibat hingga saat ini meski telah kehilangan pentolannya, Syamsuar Hasyim atau yang lebih dikenal Sam, menutup mata untuk selamanya, pada 2012 silam.
Lagu "Mengapa Harus Jumpa" terus dikenang hingga saat ini. Vokal Sam dengan cengkok melayu terdengar mendayu saat menyanyikan lagu "galau" mengenai cinta di lagu "Mengapa Harus Jumpa". Ditambah dengan alunan gitar dan drum dengan tempo yang lambat, serta dentingan piano, menambah syahdu lagu ini.
Lagu ini bercerita tentang bertemu dengan cinta sejati di waktu yang tak tepat hingga akhirnya merelakannya pergi. Meski sakit, semua itu tetap harud dilakukan untuk kebaikan semua pihak.
"Namun kini apalah dayaku. Semua kini telah terjadi. Walaupun kau sayang kepadaku. Tak mungkin oh tak mungkin. Oh Tuhan yang kuasa. Berilah petunjukMu. Betapa pedih kurasakan Kasihku tak sampai," sepenggal lirik lagu "Mengapa Harus Jumpa".
Desember Kelabu
"Desember Kelabu" rilis 1982 silam yang dinyanyikan oleh Maharani Kahar. Lagu ini menjadi karya legendaris A. Riyanto yang hingga kini terus populer. Bahkan, Yuni Shara kembali menyanyikannya.
"Desember Kelabu" versi Maharani Kahar terdengar lebih mendayu. Dengan melodi yang khas saat itu, alunan piano serta vokal Maharani Kahar yang lembut membuat lagu ini makin terdengar menyentuh hati.
Lagu "Desember kelabu" mengisahkan tentang kenangan akan cinta yang telah hilang. Semua itu terjadi saat sang kekasih pergi untuk selamanya.
"Angin dingin meniup mencekam. Di bulan Desember. Air hujan turun deras dan kejam. Hati berdebar. Kuteringat bayangan impian. Di malam itu malam yang kelabu. Kau ucapkan kata. Selamat tinggal sayang," sepenggal lirik lagu "Desember Kelabu".
Advertisement
Katakan Sejujurnya
"Katakan Sejujurnya", lagu yang dinyanyikan Christine Panjaitan yang rilis 1987 silam. Lagu ini ada di album dengan judul yang sama Katakan Sejujurnya, menjadi salah satu karya yang dikenal dari Christine Panjaitan.
Lagu dengan vokal yang lembut dari Christine Panjaitan ini terdengar menusuk hati, apalagi ketika didengarkan saat patah hati. Dengan alunan yang didominasi dengan piano, menjadi ciri khas lagu di era 1980-an, serta kebiasaan di zaman itu.
Menulis surat yang menjadi curahan hati dalam menyatakan cinta. Sayangnya, rasa cinta itu hanya terasa singkat, berakhir dengan menyedihkan.
"Kalau dulu kita tak bertemu. Takkan pernah ku rasakan artinya rindu. Kalau dulu kita tak kenal. Takkan pernah ku rasakan jatuh cinta. Kau berikan aku cinta dan semua yang terindah. Namun hanya sehari saja. Katakanlah.. katakana sejujurnya. Apa mungkin kita bersatu. Kalau tak mungkin lagi hujan menyatukan hati kita Untuk apa kau dan aku bersatu. Kalau tak mungkin lagi kita bercerita tentang cinta. Biarkanlah ku pergi jauh," sepenggal lirik lagu yang dinyanyikan Christine Panjaitan.
Jangan Kau Sakiti Hatinya
Lagu "Jangan Kau Sakiti Hatinya" dipopulerkan Kuspuji Istiningdyah atau dikenal dengan Iis Sugianto. Lagu ini dianggap sebagai salah satu karya legendaris yang juga kerap kali dinyanyikan ulang oleh beberapa penyanyi lain dalam kesempatan berbeda.
Lagu "Jangan Kau Sakiti Hatinya" dirilis 1079 silam, namun baru populer di awal 1980. "Jangan Kau Sakiti Hatinya" menampilkan vokal merdu Iis Sugianto, serta lirik lagunya yang terdengar sangat sedih akan penyesalan cinta.
Kata "sayang" yang diucapkan Iis Sugianto seolah memanggil pendengar hingga terus terpaku tentang lagu ini yang bercerita tentang penantian yang sia-sia saat janji tak ditepati. Namun hidup harus tetap berjalan, akan ada cinta yang lain.
"Sedangkan bunga tak ingin layu. Sedangkan hujan bernyanyi merdu. Jangan, jangan lagi. Kau redupkan cinta. Yang indah ini. Jangan kau bersedih sayang. Esok kan berganti sayang. Masih ada lagi sayang,. Gantinya," sepenggal lirik lagu "Jangan Kau Sakiti Hatinya".
Advertisement
Pasrah
Lagu tentang patah hati yang populer di 1980-an yang wajib didengarkan: "Pasrah". Lagu ini dinyanyikan Andi Meriem Matalatta yang eksis di industri hiburan dengan suara lembutnya dan lagunya yang syahdu. Selain itu, penyanyi ini juga dijuluki "Mutiara dari Selatan".
Lagu "Pasrah" dirilis 1984 silam, menjadi album ketiga belas Andi Meriem Matalatta. Lagu ini didominasi dengan petikan gitar serta alunan piano yang membuatnya bertambah menghipnotis.
Lagunya bercerita tentang perasaan hampa setelah patah hati. Semua itu seperti mimpi buruk, seolah cinta telah dirampas.
"Jauh ... semakin jauh. Terayun langkahku dalam anganku. Kinih hatiku telah terpaku. Melebur dan menyatu. Di dalam bayangan cintamu. Ragu ... kujabat tanganmu. Dan kau bisikan s'lamat berpisah. Saat hatiku telah menyatu. Dalam cinta yang pasrah Pada dirimu pujaanku," itu sedikit lirik lagu Andi Meriem Matalatta.
Baca Juga
ROXtheNATION Gandeng Tiga Gitaris Rock Legendaris dari Dua Benua di Satu Panggung, Ada Eet Sjahranie EdanE
Sara Rahayu Masuk Nominasi Anugerah Dangdut Indonesia 2024, Makin Termotivasi untuk Berkarya
Sal Priadi hingga Fourtwnty Tampil Bareng Musisi Lokal di Balikpapan dalam Acara Pertamina Symphony Merah Putih