Menghidupkan Lagi Tradisi Berburu Babi dan Makan Bersama di Bone

Dulunya, tradisi berburu babi hutan dilaksanakan usai panen hasil bumi serentak di Kabupaten Bone.

oleh Eka Hakim diperbarui 23 Mar 2017, 20:01 WIB
Warga Bone, Sulawesi Selatan, kembali menghidupkan tradisi lama, yakni berburu babi hutan yang belakangan ini sangat meresahkan. (Liputan6.com/Eka Hakim)

Liputan6.com, Bone - Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, yang merupakan kampung halaman Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla, kini kembali menggalakkan tradisi lama masyarakat yang sebelumnya sudah hilang. Tradisi itu adalah gotong royong dalam berburu hama babi hutan yang belakangan ini sangat meresahkan masyarakat Bone.

"Kita ingin hidupkan kembali tradisi ini karena jauh sebelumnya tiap tahun malah sempat digelar, tapi hilang kemudian. Nah melalui di Desa Kanco, Kecamatan Cina, Kabupaten Bone ini kita ingin menghidupkan tradisi itu," ucap anggota Bhabinkamtibmas Desa Kanco, Bripka Hariwanto, Kamis (23/3/2017).

Dulunya, menurut Hariwanto, tradisi berburu babi hutan dilaksanakan usai panen hasil bumi serentak di Kabupaten Bone.

"Tradisi ini harus dijaga karena sangat terasa untuk mempererat rasa silaturahim antarwarga. Coba bayangkan kebersamaan dalam mengejar hama babi kemudian setelahnya duduk makan bersama. Jadi ini memang ini harus dijaga," ujar Hariwanto.

Sementara itu Kepala Desa Kanco, Baharuddin mengatakan tradisi ini sempat tidak dilaksanakan beberapa tahun. Namun pada tahun ini dilaksanakan lagi. Sebab, berburu babi hutan adalah tradisi yang layak untuk dipelihara dan dipertahanan, sehingga harus dikelola kembali.

Usai berburu babi hutan, warga Bone, Sulawesi Selatan, dan aparat makan bersama. (Liputan6.com/Eka Hakim)

"Tradisi ini mengajarkan kita menjaga kebersamaan. Kegiatan kali ini saja ramai diikuti warga bahkan 200 orang warga tergabung dalam kegiatan berburu hama babi ini," sebut Baharuddin.

Ia berharap tradisi berburu babi hutan secara gotong royong tak hanya dilaksanakan oleh Desa Kanco. Baharuddin pun berharap desa lainnya juga bisa menggelar tradisi tersebut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya