Liputan6.com, New Delhi - Neda Saiyyada adalah satu di antara wanita India yang mendapatkan cuti hamil selama enam bulan dari perusahaan tempatnya bekerja pada 2016. Sebelumnya, ia hanya mendapatkan haknya sebanyak tiga bulan.
Perpanjangan cuti melahirkan ini dinilai sangat membantu ibu muda tersebut.
Advertisement
"Ketika saya hamil, kekhawatiran terbesar saya adalah tak dapat meninggalkan anak. Usia tiga bulan bagi seorang bayi belum berarti apa-apa, bahkan bayi belum dapat menyangga kepala," tutur Saiyyada seperti dikutip dari VOA News, Jumat (23/3/2017).
"Anak saya sudah dapat makan dan duduk ketika saya kembali ke tempat kerja dengan cuti enam bulan. Jadi ini adalah berkah tersembunyi," jelas Saiyyada.
Sekitar 1,8 juta wanita di India bekerja di sektor formal. Dalam waktu dekat secara legal, mereka akan berhak mendapat perpanjangan cuti melahirkan. Karena itu, Saiyyada sangat berterima kasih setelah parlemen menyetujui undang-undang yang bersejarah awal Maret ini. Parlemen menggandakan cuti melahirkan dari 12 minggu menjadi 26 minggu.
India bergabung dengan sejumlah kecil negara, seperti Kanada dan Norwegia, yang memberikan hak cuti selama enam bulan atau lebih.
Selain meningkatkan kesehatan ibu dan bayi, para pakar berharap cuti melahirkan yang lebih lama akan mendorong lebih banyak wanita untuk kembali bekerja. Selain itu dapat membantu untuk mempersempit kesenjangan gender yang meningkat, di negara di mana tenaga kerja wanita merupakan seperempat dari total tenaga kerja keseluruhan.
Kiprah Wanita
Shachi Irde, seorang direktur eksekutif lembaga nirlaba Catalyst India Women’s Research Center, mengkhawatirkan jumlah wanita dalam lapangan kerja tidak hanya sedikit, tapi jumlahnya semakin menurun.
"Tahun 2004 dan 2005, ada 37 persen wanita dalam lapangan kerja. Namun persentasenya sekarang telah menurun menjadi 29 persen," ujarnya.
Dengan menunjuk India sebagai satu-satunya negara dengan tren yang menurun, ia berkata, "Ada banyak alasannya, tapi salah satunya perawatan anak."
Menurut studi yang dilaksanakan oleh the Associated Chambers of Commerce and Industry of India, 25 persen dari ibu baru di India berhenti bekerja setelah melahirkan anak pertamanya.
Berdasarkan riset oleh Catalyst, tanggung jawab keluarga membuat wanita sulit untuk menapak tangga karier. Menurut riset, sekitar setengah dari jumlah wanita India yang bekerja tidak dapat mencapai posisi lebih dari tingkat pemula atau madya.