Liputan6.com, London - Identitas pasti pelaku teror London belum diungkap. Saksi mata menyebut, ia diduga 'orang Asia'.
Sejumlah foto yang beredar dari lokasi kejadian menunjukkan seorang pria berusia sekitar 40 tahun dibaringkan di tandu. Diduga ia adalah pelakunya. Belakangan, polisi menyebut, tersangka tewas.
Advertisement
Ia dilumpuhkan oleh timah panas aparat setelah menusuk seorang anggota polisi yang berjaga di halaman Gedung Parlemen Inggris dengan pisau panjang. Sebelumnya, ia menabrakkan mobilnya ke sejumlah pejalan kaki di Westminster Bridge.
Namun, di tengah ketidakjelasan soal latar belakang pelaku teror London, sebuah nama mengemuka: Abu Izzadeen.
Nama tersebut disampaikan dalam siaran televisi Channel 4.
"Dalam Channel 4 News malam ini, koresponden senior departemen dalam negeri Simon Israel mengutip sebuah sumber yang mengatakan bahwa nama pelaku serangan Westminster diyakini sebagai Abu Izzadeen, atau dahulunya dikenal sebagai Trevor Brooks."
Namun, Abu Izzadeen ternyata masih berada di penjara atas penyebab yang tak terkait dengan serangan itu. Demikian menurut keterangan saudara laki-lakinya.
Dikutip dari Independent, Kamis (23/3/2017), saudara laki-laki pria yang memiliki nama asli Trevor Brooks itu menghubungi Channel 4 News dan mengatakan bahwa Izzadeen tak mungkin menjadi pelaku penyerangan.
Beberapa saat kemudian, Simon Israel mencuit keterangan yang meralat apa yang sebelumnya ia sampaikan.
"Sumber itu terpercaya, tapi ternyata saya membuat kesalahan. Kali ini saya salah. Abu Izzadeen berada di penjara," tulis Israel di Twitter.
Editor Channel 4 News, Ben De Pear, juga mencuit. "Malam ini koresponden kepercayaan kami @simonisrael membuat kesalahan dengan menyebut orang yang salah sebagai tersangka dalam serangan parlemen."
"Selama ini @simonisrael jarang melakukan kesalahn; namun malam ini ia melakukannya. Abu Izzadeen berada di penjara dan bukan merupakan tersangka," imbuh Ben De Pear.
Abu Izzadeen alias Trevor Brooks lahir di Hackney, London Timur. Ia menjadi mualaf dan memeluk agama Islam sesaat sebelum usianya genap 18 tahun pada 1993.
Awalnya, ia memilih nama Omar. Izzadeen sebelumnya pernah dipidana dalam kasus terkait teror.
Berdasarkan laporan terakhir, Theresa May menyebut bahwa pelaku teror London merupakan warga negara Inggris.
Penyerang teror London yang tewas ditembak petugas kepolisian itu, sebelumnya pernah diinvestigasi oleh MI5 atas ekstremisme yang mengandung kekerasan.