Model MPV Mulai Terganggu LCGC, Masih Bisa Bertahan?

Singgasana MPV di Indonesia mulai terganggu dengan kehadiran model baru di segmen mobil murah, atau LCGC.

oleh Arief Aszhari diperbarui 24 Mar 2017, 10:26 WIB
Model berfoto saat peluncuran mobil Toyota Calya dan Daihatsu Sigra di pabrik PT Astra Daihatsu Motor, Karawang, Jawa Barat, (2/8). Kolaborasi Toyota dan Daihatsu yang telah menghasilkan produk Avanza-Xenia dan Rush-Terios. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Penjualan model multi purpose vehicle (MPV) di Tanah Air, ternyata masih cukup tinggi. Terbukti, tahun lalu segmen yang dihuni beberapa pabrikan besar di Indonesia ini mencapai sekira 40 ribuan unit.

Namun, singgasana MPV di Indonesia ini mulai terganggu dengan kehadiran model baru di segmen mobil murah, atau LCGC. Tercatat, sejak kemunculan model yang awalnya dibanderol Rp 100 jutaan ini cukup fantastis.

"Menarik lihat naik turun penjualan MPV, dan hal tersebut terpengaruh dengan segmen LCGC. Sejak diluncurkan pada 2013, model ini cepat mendapatkan perhatian dan menarik pembeli," jelas Kukuh Kumara, Sekertaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), dalam diskusi Peluang dan Tantangan Model MPV di 2017, yang diadakan Forum Wartawan Otomotif (Forwot), Kamis (23/3/2017).

Sejak kemunculannya, model LCGC hanya terjual 50 ribuan unit setahun, dan hingga tahun lalu sudah mencapai 253 ribuan unit.

"Dengan harganya menarik, Rp 100 juta sudah tidak kehujanan. Awalnya konsumen Indonesia ragu, bisa tidak dipakai ke Surabaya, ternyata bisa. Makanya, makin bisa diandalkan model LCGC ini," pungkasnya.

Jika dilihat dari data Gaikindo, tahun lalu penjualan model LCGC mencapai 235.180 unit. Sementara itu, di awal tahun penjualan di segmen ini mencapai 45.147 unit, dengan kontribusi terbesar Toyota Calya mencapai 19.280 unit.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya