Liputan6.com, Jakarta - Chairman Alphabet, Eric Schmidt tidak bisa menjamin iklan tidak akan lagi tampil di konten yang dianggap tak pantas. Namun ia memastikan Google berupaya keras agar hal tersebut tidak terjadi.
Hal itu disampaikan oleh Schmidt dalam sesi wawancara dengan Maria Bartirono di Fox Business. Komentar Schmidt itu disampaikannya setelah Time merilis hasil investigasinya bahwa iklan-iklan dari pengiklan Inggris, muncul di video ekstrimis di YouTube.
Baca Juga
Advertisement
Sejak temuan itu diumumkan, sedikitnya 250 merek menarik iklan mereka dari Google dan YouTube. Kemudian pada Rabu (23/3/2017), dua pengiklan besar di Amerika Serikat (AS), AT&T dan Verizon, menghentikan iklan di semua layanan Google dan YouTube, kecuali pencarian.
Schmidt menjelaskan bahwa Google sebenarnya menyesuaikan iklan dan konten. Tapi karena sumber untuk iklan itu berasal dari mana saja, kadang kala ada pihak yang memainkan algoritma dan memasukkan data yang tidak sesuai.
Ke depan, Google akan memperketat kebijakannya dan meningkatkan waktu tinjuan manual. Namun Schmidt tidak bisa menjamin iklan tidak akan lagi muncul pada konten yang dianggap tak pantas.
"Kami tidak bisa menjamin hal itu, tapi kami berusaha mencegahnya," tutur Schmidt.
Schmidt sendiri sebenarnya tidak terlibat langsung dalam upaya Google mengatasi kekhawatiran para pengiklan terkait isu tersebut. Namun bukan berarti Schmidt tak punya peran penting dalam perkembangan Google, mengingat Alphabet adalah induk usaha perusahaan tersebut.
Sebelumnya, Chief Business Office Google, Philipp Schindler, melalui blog-nya menyampaikan bahwa Google mengupayakan berbagai cara untuk pengiklan agar memiliki lebih banyak kontrol mengenai dimana iklan mereka muncul. Namun pada blog itu, Schindler tidak menjamin perubahan tersebut akan bekerja 100 persen.
Di lain pihak, AT&T dalam pernyatannya menyampaikan bahwa tidak akan beriklan di Google sampai perusahaan itu bisa menjamin kejadian serupa tidak akan terjadi lagi. "Sampai Google memastikan hal ini tidak akan terjadi lagi, kami akan berhenti memasang iklan di layanan Google, di luar pencarian," tulis AT&T.
Sementara menurut sumber Business Insider, para pengiklan memboikot Google sehingga mereka bisa memiliki posisi tawar yang lebih besar dalam negosiasi di masa depan. Pengiklan digital berharap bisa mendapatkan lebih banyak akses ke data yang dikumpulkan Google dari netizen. Demikian seperti dilansir Business Insider, Sabtu (25/3/2017).
(Din/Cas)