Rumah Sakit di Timika Sediakan ATM Dahak, Buat Apa?

Lazimnya, Automatic Teller Machine atau ATM identik dengan tempat pengambilan uang. Namun tidak dengan ATM yang satu ini

oleh Yusron Fahmi diperbarui 25 Mar 2017, 10:00 WIB
ATM dahak. Foto: Yusron Fahmi/Liputan6.com

Liputan6.com, Timika, Papua Lazimnya, Automatic Teller Machine atau ATM identik dengan tempat pengambilan uang. Namun tidak dengan ATM yang satu ini. ATM yang berada di rumah sakit di Papua, tepatnya Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika, Kabupaten Mimika, mempunyai fungsi yang beda.

Paskaline Rimadas atau akrab disapa Dokter Lina, selaku Ketua Pokja HIV RSMM menyatakan, bukan untuk menarik uang, ATM ini berfungsi untuk tes dahak pasies yang terindikasi tuberkulosis atau TB.

"Kita lakukan tes dahak untuk pasien yang dicurigai. Jadi, pasien kita kasih semacam wadah terus diminta mengeluarkan dahak. Bilik itu dilengkapi wastafel," ujar Lina di Timika, ditulis Sabtu (25/3/2017).

Bentuk ATM dahak ini cukup sederhana. Berbentuk kotak seperti halnya tempat ATM penarikan uang, ATM ini hanya berdindingkan plastik transaparan dengan didalamnya tersedia wastafel dan air. ATM dahak ini berada di ruangan terbuka di mana sinar matahari bisa langsung ditangkap.

"Kuman TB kan akan mati ketika terkena sinar matahari," tutur dia.

Lina menyatakan, tes dahak untuk diagnosis TB dilakukan tiga kali. Pertama, pemeriksaan sesaat saat pasien datang ke RS, kemudian pemeriksaan dahak esok hari setelah pasien bangun pagi, kemudian pemeriksaan sesaat ketika pasien kembali ke RS untuk kedua kalinya.

"Edukasi pasien cukup penting. Sebab, ada pasien yang mengeluh sulit mengeluarkan dahak," ucap dia.

Dengan adanya fasilitas ATM dahak tersebut pasien akan diedukasi  bagaimana cara mengeluarkan dahak yang benar, yakni dengan menarik napas panjang kemudian baru dahak dikeluarkan.

"Bisa juga pasien diminta minum teh manis kental sehingga dahak lebih mudah dikeluarkan. Jika masih sulit juga, maka bisa diberi obat," ucap Lina.

RSMM merupakan rumah sakit pertama bertipe C di Timika. Rumah sakit yang dibangun dengan dana kemitraan PT Freeport Indonesia melalui Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) ini beroperasi sejak 1996.

Rumah sakit ini menggratiskan pengobatan untuk dua suku utama di wilayah ini yakni Amungme dan Kamoro. Selain itu lima suku kekerabatan yang ada di wilayah ini yakni Dani/Lani, Damal, Mee, Nduga dan Moni juga tidak perlu membayar untuk berobat di rumah sakit ini.

Di 2016 RSMM menerima 3.493 kunjungan pasien TB. Sementara, jumlah kasus rawat inap pasien TB di tahun ini ada 134 kasus. Di tahun 2016, ada 699 kasus TB di mana 40-50 persen kasusnya tuntas, sebagian pasien dirujuk dan sebagian mengalami drop out.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya