Penjelasan KAI Soal Situs Pemesanan Tiket yang Sulit Diakses

Ke depan KAI akan menampilkan teks yang menjelaskan telah terjadi antrean untuk pemesanan tiket.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 25 Mar 2017, 20:21 WIB
Calon penumpang membeli tiket di mesin penjual tiket kereta api otomatis di Stasiun Senen, Jakarta, Selasa (20/12). Jelang libur Natal dan tahun baru tiket Kereta Api sudah habis untuk keberangkatan Jateng dan Jatim. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Anda mungkin pernah dibuat kesal oleh situs pemesanan tiket PT Kereta Api Indonesia (KAI). Kekesalan tersebut timbul akibat situs pemesanan tiket KAI tidak bisa diakses atau gagal menyelesaikan tahapan pembelian tiket. 

Untuk diketahui, untuk membeli tiket kereta di situs resmi KAI memang memerlukan beberapa tahap. Tahapan tersebut harus dilalui semua agar pemesanan berhasil. Sayangnya, kadang kala di tahapan tertentu proses gagal dan pemesan tiket harus kembali mengulang ke tahap awal. 

Apa penjelasan KAI mengenai situs pemesanan tiket yang sulit diakses tersebut?

Direktur Komersial dan IT PT KAI Muhammad Kuncoro Wibowo mengungkapkan, situs pemesan tiket KAI terkadang memang tidak bisa diakses. Akibatnya, pelanggan kereta api tidak bisa memesan tiket melalui situs tersebut danharus melalui channel lain.  

Menurut Kuncoro, penyebab situs tidak bisa diakses bukan disebabkan oleh server KAI yang mengalami gangguan.

"Jadi saya katakan, masyarakat kalau kalau beli tiket ke channel KAI kadang kurang bagus akhirnya gagal. Itu kami tidak down," kata Kuncoro, di Stasiun Gambir, Jakarta, Sabtu (25/3/2017).

Situs yang tidak bisa diakses disebabkan oleh banyaknya calon pemesan tiket yang mencoba mengakses situs resmi KAI tersebut. Akibatnya, banyak pelanggan yang harus mengantre. Kondisi ini biasanya terjadi saat menjelang libur panjang seperti mudik Lebaran.

Kuncoro melanjutkan, ke depan KAI akan menampilkan teks yang menjelaskan telah terjadi antrean untuk pemesanan tiket. Informasi tersebut agar masyarakat paham. Teks tersebut akan muncul, jika banyak yang mengakses situs tersebut.

"Itu antrean, nanti kita akan ganti teks, biar masyarakat paham. Memang tahun lalu juga sama terjadi karena harus antre," tutup Kuncoro. (Pew/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya