Hidup dan Mati Demi Variety Show The Apartment

Dalam variety show ini, peserta berjuang antara hidup dan mati demi bertahan di The Apartement.

oleh Desika Pemita diperbarui 26 Mar 2017, 10:00 WIB
Dalam variety show ini, peserta berjuang antara hidup dan mati demi bertahan di The Apartement (Sony Apartement)

Liputan6.com, Jakarta Variety show terbaru The Apartment: Rising Stars Edition mengajak penonton ke dunia yang masih bersinggungan dengan industri hiburan, tata ruang. Dalam acara ini, peserta merancang ruangan dengan konsep yang unik. Tak hanya ingin meraih hadiah berupa uang, para peserta juga mempertaruhkan nama mereka.

The Apartment: Rising Stars Edition menampilkan sejumlah juri yang hebat dan memesona, termasuk desainer interior kelas dunia, Laurence-Llewelyn Bowen sebagai kepala juri, dan Jamie Durie, peraih penghargaan desainer hotel dan furniture. Serta, host sekaligus mentor Genevieve Gorder. Kehadirannya memberikan sentuhan gaya orisinil dan antusiasme bagi para calon desainer di variety show.

Rumah burung yang harus dibuat peserta The Apartment (Sony Channel)
 

Di awal penayangan saja, penonton sudah diajak menyaksikan ketegangan yang dirasakan peserta saat harus berburu dalam waktu dan ketepatan saat menyusun kembali rumah burung dari kayu. Terlihat sangat sepele, tapi kecermatan dan ketelitian juga sangat diperlukan oleh tiap peserta di variety show ini.

Setelah menentukan tim berdasarkan hasil yang mendekati sempurna, para peserta kemudian mulai melakukan misi yang sesungguhnya: mendesain kamar utama di sebuah rumah yang dijadikan lokasi syuting di Malaysia.

Di epsiode pertama, para peserta memilih tema yang berbeda-beda untuk setiap kelompok. Mereka mulai belanja keperluan dan perlengkapan dalam menata ruangan tersebut. Selanjutnya, dalam waktu yang terbatas, tiap kelompok yang terdiri dari empat orang peserta itu, harus bisa menyelesaikan misi: membuat kamar tidur yang nyaman.

 

Kerja keras salah satu peserta The Apartment (Sony Channel)

Di episode pertama, ternyata peserta yang harus pulang adalah Paul yang menjadi ketua kelompoknya. Paul dinilai tak cakap memimpin teman-temannya, serta kurang bekerja keras. Padahal, teman-temannya telah mendedikasikan keringatnya demi hasil yang sempurna.

Tema The Age of Romance yang menjadi pilihan, ternyata pada kenyataannya yang dibuat keompok Paul berubah seperti sebuah kamar resor membosankankan. Kesalahan itu harus ditanggung Paul yang dianggap tak bisa memberikan arahan kepada teman-temannya.

"Paul itu memang memiliki wajah yang menarik. Tapi, keputusannya itu justru menjerumuskan teman-teman satu timnya," ujar Jamie Duri, salah seorang juri.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya