Liputan6.com, Kabul - Sebuah serangan udara Amerika Serikat yang dilakukan 19 Maret 2017 di Provinsi Paktika, Afghanistan, menewaskan petinggi Al Qaeda asal Balochistan, Pakistan, Qari Yasin.
Ia diyakini bertanggung jawab atas serangan mematikan ke Hotel Marriott di Islamabad pada tahun 2008. Dalam peristiwa ini dua warga AS tewas, yakni Mayor Rodolfo I. Rodriguez dan seorang teknisi di AL AS, Matthew J. O’Bryant. Kejadian ini juga menyebabkan ratusan orang terluka.
Advertisement
Yasin juga disebut mendalangi serangan lainnya ke sebuah bus yang membawa tim kriket Sri Lanka pada tahun 2009. Setidaknya delapan orang meninggal dalam peristiwa ini dan enam lainnya menderita luka.
"Kematian Qari Yasin adalah bukti bahwa teroris yang mengatasnamakan Islam dan sengaja menargetkan orang-orang tidak bersalah tidak akan lolos dari pengadilan," terang Menteri Pertahanan AS Jim Mattis dalam sebuah pernyataan tertulis seperti dikutip dari The Washington Post, Minggu, (26/3/2017).
Yasin, merupakan seorang militan senior. Menurut sebuah pernyataan yang kemudian diterjemahkan oleh Long War Journal, saat ini Yasin menjabat sebagai pelatih bagi anggota Taliban Pakistan.
Pernyataan yang sama menyebutkan, bahwa tiga rekan Yasin juga tewas dalam serangan tersebut. Sementara itu, korban di pihak warga sipil belum dikonfirmasi.
Menurut media lokal, Yasin bertanggung jawab mengkoordinasikan sejumlah plot terhadap pejabat dan politisi Pakistan, termasuk di antaranya mantan Presiden Pervez Musharraf.
Dengan jumlah 8.400 pasukan di Afghanistan, AS secara teratur melakukan operasi kontra-terorisme di negara itu untuk melumpuhkan kelompok teroris, termasuk di antaranya Al Qaeda dan ISIS.