Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menelan pil pahit. Setelah perintah eksekutifnya yang melarang warga dari sejumlah negara mayoritas muslim ditangguhkan untuk kedua kali, kini upayanya untuk menyingkirkan jaminan kesehatan warisan Barack Obama atau ObamaCare gagal.
Ini merupakan kekalahan memalukan bagi Trump mengingat penghapusan ObamaCare merupakan salah satu janji besar kampanyenya. Namun bukan Trump namanya jika tidak meluapkan responsnya di media sosial Twitter.
Advertisement
"ObamaCare akan meledak dan kita akan semua akan bersama-sama menyusun rencana kesehatan yang hebat untuk RAKYAT. Jangan khawatir," kicau Trump sebelum bermain golf.
Gagalnya upaya Trump tersebut disebabkan perpecahan di kalangan politisi Republikan. Sekitar 28 hingga 35 anggota parlemen asal Partai Republik menolak rancangan undang-undang yang diusulkan Trump untuk menjadi pengganti ObamaCare, American Health Care Act (AHCA).
Beberapa dari mereka yang menolak RUU itu menyatakan, draf tersebut tidak terlalu berbeda dengan ObamaCare. RUU itu sendiri mendapat dukungan rendah dari publik, yaitu sekitar 17 persen.
Seperti dilansir BBC, Minggu, (26/3/2017) badan anggaran Kongres berpendapat, AHCA akan mengurangi defisit AS hingga 336 miliar dolar AS antara tahun 2017-2026. Namun di lain sisi jumlah warga AS tanpa asuransi akan melonjak menjadi 52 juta orang atau dengan kata lain naik 24 juta dibanding saat ObamaCare diterapkan.
ObamaCare atau yang memiliki nama resmi Affordable Care Act (ACA) disahkan oleh Obama pada 23 Maret 2010 dengan tujuan untuk mengurangi jumlah warga AS yang tidak terlindungi asuransi dan seluruh biaya layanan kesehatan. Dan hukum federal ini menjadi salah satu warisan utama dari delapan tahun kepemimpinan Obama.