Pelaku Teror London Memaksa Anaknya Pakai Jilbab?

Salah satu media Inggris melaporkan, anak pelaku teror London menolak permintaan ayahnya, tapi kakak perempuannya tidak.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 27 Mar 2017, 06:54 WIB
Diduga Pelaku Teror London (Stefan Rousseau/PA via AP)

Liputan6.com, London - Salah satu anak perempuan pelaku teror London, Khalid Masood, mengaku melawan keinginan ayahnya untuk melepaskan gaya hidup kebarat-baratan.

Perempuan 18 tahun itu mengaku, sang ayah memaksanya untuk memakai jilbab dan mengikuti gaya hidup Khalid.

Sejumlah foto beredar, Teegan Harvey menggunakan baju pesta yang seksi. Sementara foto lain memperlihatkan ia menggunakan baju musim dingin.

Kisah itu dikutip dari Daily Mail, pada Senin (27/3/2017). Menurut media Inggris itu, Teegan menolak permintaan ayahnya, tapi kakak perempuannya, Andi mengikuti keinginan ayahnya.

Andi secara patuh mengikuti perintah Khaled dan pindah agama menjadi muslim. Diduga, ia menggunakan jilbab.

Seorang wanita tergeletak setelah menjadi korban serangan teror di dekat gedung Parlemen Inggris, London, Rabu (22/3). Pelaku ditembak mati oleh anggota polisi lainnya yang berada di gedung parlemen setelah sempat menikam seorang anggota polisi (AP Photo)

Dua anak perempuan itu adalah buah cinta Khaled dan Jane Harvey. Mereka bertemu tahun 1991 sebelum Khaled berubah radikal selama di penjara.

Pernikahan mereka bubar pada 2002, setelah Khaled yang kala itu masih bernama Adrian Elms menjalani hukuman dua tahun penjara akibat perbuatannya menyerang sesorang dengan brutal di sebuah bar.

Awalnya, pasangan itu bertemu pada 1991. Masood kemudian pindah ke rumah Harvey di kawasan elite Northiam, East Sussex.

Pasangan itu menjalani kehidupan rumah tangga yang harmonis. Mereka memiliki dua anak, Andi dan Teegan. Masood bekerja sebagai manajer di perusahaan milik Harvey, Aaron Chemicals.

Seorang teman yang dekat dengan pasangan itu mengatakan, Masood adalah pria muda mempesona.

Sementara teman lainnya yang mengaku bernama Jay mengatakan, "Jane orang yang sangat efisien, tipe pebisnis. Ia memberikan apa yang anak-anak mereka inginkan."

Namun, saat Andi berusia 8 tahun, Masood dipenjara karena menyerang wajah seorang pria dengan pisau di sebuah pub.

Masood berkilah ia membela diri setelah mendapat perlakuan rasis.

Para tetangga mengatakan, pria itu lantas meninggalkan Harvey dan dua anak mereka saat lepas dari penjara.

"Saat ia keluar dari penjara, ia memutuskan untuk bergaya hidup Islami dan tak ingin kembali ke gaya hidupnya yang lama," kata salah seorang tetangga.

"Ia meninggalkan Jane dan anak-anak tinggal di kawasan Eastbourne. Ia tak pernah kembali lagi, dan Jane memutuskan untuk mengambil dua anak itu dari ayahnya," lanjut tetangga itu.

Pada 2004, Masood -- yang masih menggunakan nama aslinya-- menikahi Farzana Malik. Namun pasangan itu bercerai.

Masood kembali menjalin hubungan dengan Rohey Hydara. Dipercaya saat itu ia sudah menggunakan nama Masood dan Andi sudah tinggal bersama ayah dan partnernya itu.

Andi juga mengikuti ayahnya pindah ke Birmingham.

Seorang teman berkata, "Andi sudah menggunakan jilbab yang menutup wajahnya, saya pikir ia sudah mengubah namanya juga."

Menurut beberapa orang dekat, keputusan Andi untuk mengikuti ayah karena ia ada perseteruan dengan ibunya.

Masood melakukan aksinya pada Rabu 22 Maret lalu. Menggunakan mobil Hyundai sewaan ia menabrak pejalan kaki di Westminster Bridge sebelum akhirnya berlari ke Gedung Parlemen Inggris di mana ia menikam seorang petugas.

Namun pria itu berhasil dilumpuhkan petugas bersenjata.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya