Liputan6.com, Kuwait - Sebuah komite bersama menteri di sektor energi dari organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) dan negara produsen minyak non-OPEC telah sepakat untuk meninjau ulang apakah perjanjian global untuk membatasi pasokan minyak mentah harus diperpanjang enam bulan lagi.
Mengutip Reuters, Senin (27/3/2017), dalam draf awal yang ditulis oleh komite bersama tersebut menyatakan bahwa sebagian besar negara melihat pemangkasan produksi efektif dan merekomendasikan untuk memperpanjangnya selama enam bulan.
Namun dalam versi resmi, komite tersebut hanya menyebutkan bahwa komite meminta kepada kelompok teknis dan Sekretariat OPEC untuk meninjau ulang kondisi pasar dan kembali untuk mengadalan pertemuan pada April mendatang.
Sedangkan untuk usulan memperpanjang waktu pembatasan produksi atau pemangkasan produksi tidak dijelaskan secara gamblang. Laporan versi resmi tersebut hanya menyebutkan akan ada penyesuaian produksi secara sukarela.
Baca Juga
Advertisement
Analis dari sektor energi menyatakan bahwa OPEC dan produsen minyak non-OPEC perpanjang waktu pemangkasan produksi sangat dibutuhkan. Jika perpanjangan waktu pemangkasan produksi tidak dilakukan maka bisa menyeret harga minyak mentah kembali jatuh ke level terendah.
"Belum adanya kepastikan dari komite apakah akan memperpanjang waktu pemangkasan produksi atau tidak sangat mengecewakan pelaku pasar. tekanan kepada harga minyak sudah pasti akan terjadi lagi," jelas analis komoditas BNP Paribas, London, Inggris, Harry Tchilinguirian.
Salah satu sumber Reuters dari industri energi menyatakan bahwa sebenarnya memang komite tidak bisa merekomendasikan perpanjangan. Harus ada pertemuan secara besar lagi seperti pada November lalu untuk memutuskan apakah akan ada perpanjangan pemangkasan produksi atau tidak.
OPEC dan beberapa negara yang tergabung dengan kesepakatan pemangkasan produksi akan kembali bertemu di Kuwait untuk meninjau mengenai prediksi pasokan global dan juga langkah pemotongan produksi.
Untuk diketahui, OPEC dan 11 negaa produsen minyak dunia lainnya termasuk di dalamnya Rusia pada November kemarin bertemu dan sepakat untuk memotong produksi dengan nilai 1,8 juta barel per hari yang akan dilakukan sepanjang semester pertama tahun ini.
Kesepakatan awal memang berlaku selama enam bulan dan tidak menutup kemungkinan akan ada kesepakatan lanjutan setelah melihat realisasi dari upaya pemangkasan produksi tersebut. (Gdn/Ndw)