Liputan6.com, Jakarta Film klasik Indonesia yang tayang di tahun 1970an, menampilkan cerita yang menyentuh nurani. Bukan menceritakan tentang sekelompok orang kaya atau gaya hidup sebagian anak muda yang hanya menghamburkan uang.
Baca Juga
Advertisement
Di dunia perfilman 1970-an juga tidak menceritakan mengenai peran antagonis yang sangat jahat dan selalu menganiaya karakter baik. Atau kelompok pelajar yang bertengkar memperebutkan kekasih.
Rata-rata cerita yang ditampilkan film klasik Indonesia mengenai kehidupan sosial atau masyarakat saat itu. Bahkan, film klasik juga banyak menampilkan pelajaran hidup.
Mengisahkan tentang perjuangan dan cinta ibu dan anak. Atau mengenai kehidupan anak malang yang mendapatkan kekerasan dan selalu dianiaya oleh ayahnya hingga meninggal.
Apa sajakah film klasik yang tayang di tahun 1970-an dengan cerita yang menyentuh nurani?
Ratapan Anak Tiri
Film legendaris Ratapan Anak Tiri tayang 1973 silam sempat membuat imej ibu tiri terlihat sangat kejam. Film ini diperankan oleh sederet artis legendaris Indonesia, Soekarno M. Noor sebagai Pak Yuwono. Faradilla Sandy menjadi Sussy, Tanty Yosepha memerankan Ningsih. Selain itu, Dewi Rosaria Indah menjadi Netty, serta karakter antagonis yang dimainkan Bambang Irawan sebagai Harun.
Ceritanya mengenai Yuwono yang sempat terjebak dan dijadikan kambing hitam oleh teman sekantornya, Harun. Padahal, Yuwono baru saja kehilangan istrinya yang meninggal setelah melahirkan.
Tak lama, Yuwono yang telah menjadi duda beranak dua ternyata menikah lagi dengan Ningsih, gadis cantik yang menjadi bawahannya. Rupanya Harun punya dendam terhadap Yuwono, sakit hati karena Ningsing lebih memilih duda.
Ningsih pun ternyata menjadi ibu tiri yang kejam, suka menyiksa dua anak Yuwono. Dua gadis kecil dipaksa bekerja mengurus rumah. Akibat tak tahan disiksa, mereka pun melarikan diri.
Kesuksesan Ratapan Anak Tiri membuat film ini dibuat dalam beberapa series, termasuk yang diperankan oleh Rano Karno.
Advertisement
Dimana Kau Ibu
Rano Karno, aktor yang kini menjadi pejabat itu telah eksis di industri hiburan sejak dini. Salah satu film Rano Karno yang diperankannya saat masih kecil: Dimana Kau Ibu. Film yang tayang 1973 silam ini menjadi salah satu karya legendaris yang menceritakan mengenai dampak buruknya seks bebas, teruatam bagi anak-anak. Film ini diperankan sederet artis mumpuni di bidangnya, Faradilla Sandy, Lenny Marlina, Rano Karno, Kusno Sudjarwadi dan Dicky Zulkarnaen.
Diceritakan Linda hamil dari hubungan di luar nikah. Namun sang kekasih yang harusnya bertanggung jawab justru mengalami kecelakaan. Untuk menutupi aib Linda, akhirnya wanita yang tengah berbadan dua ini dibawa ke sebuah wilayah sampai melahirkan.
Linda melahirkan anak yang diberi nama Yatim. Namun ayah Linda memberitahu jika cucunya meninggal saat dilahirkan. Linda yang tak tahu anaknya masih hidup akhirnya melanjutkan hidupnya.
Yatim rupanya diasuh oleh seorang pengasuh yangdibayar oleh kakeknya. Namun Yatim justru diperlakukan dengan semena-mena dan kerap kali disiksa. Akhirnya Yatim pun melarikan diri, pergi merantau ke jakarta.
Kabar Yatim membuat sang kakek panik dan khawatir. Linda yang tak snegaja mendengar pembicaraan ayahnya akhirnya bertanya. Tak mau terus berbohong, ayah Linda mengungkapkan Yatim adalah anaknya. Linda pun menyusul Yatim. Sayangnya, perjalanan panjang harus ditempuh Linda demi menemui anaknya, apalagi Yatim sempat menggelandang dan menjadi penyemir sepatu untuk bertahan hidup.
Bundaku Sayang
Bundaku Sayang, film yang menyentuh hati ayang 1973 silam. Film ini juga menampilkan sederet artis ternama di Tanah Air yaitu Muchsin Alatas, Titiek Sandhora, Aedy Moward dan Rahayu Effendi. Lagi-lagi mengisahkan tentang anak yang disiksa ibu tiri. Lewat film ini, juga mengajarkan mengenai kerja keras yang akhirnya berbuah hasil yang tak disangka.
Ceritanya mengenai seorang gadis bernama Tini yang terus mendapatkan perlakuan kasar dari ibu tirinya. Suatu hari, Tini berkenalan dengan seorang pemuda bernama Herman yang langsung jatuh cinta kepadanya. Cinta Herman bertepuk sebelah tangan.
Herman dan Tini tetap berteman baik. Herman mengenalkan Tini dengan temannya, Muchsin yang ternyata seorang musisi. Tini mengalami kecelakaan hingga membuatnya dirawat di rumah sakit. Setelah sembuh, Tini tidak mau pulang ke rumah.
Beruntung, sebuah keluarga bersedia menampung Tini karena kasihan. Roda kehidupan berputar, Tini menjadi penyanyi yang sukses karena kerja keras dan usahanya berkat bimbingan Muchsin.
Setelah Tini pergi, kondisi rumahnya ternyata menjadi kacau. Ayahnya ditangkap karena korupsi. Sementara, ibu tirinya sakit keras.
Advertisement
Anjing-Anjing Geladak
Anjing Anjing Geladak tayang 1972 silam disutradarai Nico Pelamonia, dianggap sebagai karya terbaiknya. Anjing Anjing Geladak menggambarkan kondisi sosial mengenaskan, banyak terjadi hingga saat ini.
Film ini diperankan oleh Sandy Suwardi Hassan, WD Mochtar, Sjuman Djaya dan Widyawati. mengisahkan tentang organisasi kriminal yang seperti lingkaran setan hingga sulit diurai. Melibatkan Maulana dan Makbukl, kakak-beradik mengubah nasib dengan merantau ke Jakarta.
Niat awal kakak-beradik itu ingin membahagiakan ibunya di kampung halaman, apalagi setelah ayahnya meninggal dunia. Namun kerasnya kota Jakarta membuat mereka menjadi terjerumus ke dalam dunia kegelapan.
Awalnya hanya menjadi tukang parkir. Sayangnya, iming-iming duit yang menggoda menjadikan mereka terlibat dalam organisasi narkotika dan obat-obatan terlarang.
Selain itu, film ini juga mengisahkan tentang gadis polos bernama Muali yang bekerja di Jakarta, harus menghadapi mimppi buruknya. Dia menjadi asisten rumah tangga. Namun atasannya justru melakukan kekerasan seksual hingga membuat Mauli menjadi trauma.
Titienku Sayang
Titienku Sayang, film yang tayang 1972 silam ini memberikan pelajaran mengenai perselingkuhan yang membuat semua pihak tersakiti. Filmyang diperankan oleh Astri Ivo, Mila Karmila, Ida Abdi dan Anny Kusuma sempat gagal tayang karena memilih karyawan asing asal Hongkong untuk pengawas sutradara.
Film Titienku Sayang mengisahkan tentang Yusuf (Rully Harsono) yang berselingkuh dengan Mila (Ida Abdi). Padahal, Yusuf telah memilikiistri. Perselingkuhan tersebut menghasilan seorang anak yang diberi nama Titien.
Akhirnya hubungan terlarang Yusuf dan Mila tercium oleh istrinya, Yanti. Karena Yusuf dan Yanti tidak memiliki anak, Titien pun akhirnya dirawat oleh pasangan tersebut. Istri Yusuf, Mila mengaku sebagai ibu kandung Titien.
Sementara, Mila, sang ibu kandung, diperbolehkan tinggal Yusuf untuk menjaga Mila. Namun tidak boleh mengakui identitasnya, mengenalkan dirinya sebagai tante. Tanpa alasan, Titien sangat membenci Mila. Akhirnya, Mila yang tidak tahan pun pulang ke rumahnya.
Rupanya Titien mengetahui identitas Mila sebagai ibu kandungnya. Namun Mila tidak langsung mengakui itu semua. Titein menyusul Mila. Namun kejadian tidak menyenangkan justru terjadi.
Advertisement
Salah Asuhan
Salah Asuhan, film ini dianggap menjadi salah satu karya terbaik di Indonesia, diadaptasi dari novel berjudul sama oleh Abdul Moeis. Salah Asuhan kala itu terbit di Hindia Belanda pada 1928 silam, dianggap sebagai karya sastra modern pertama.
Film Salah Asuhan dirilis 1972 silam, disutradarai oleh Asrul Sani, dibintangi sederet artis legendaris Tanah Air yaitu Ruth Pelupessy, Dicky Zulkarnaen, Rima Melati dan Fifi Young. Istilah 'kacang lupa kulitnya" cocok menggembarkan cerita di film ini yang telah dimodifikasi dengan setting saat itu di era 1970-an.
Ceritanya mengenai Hanafi, pemuda Sumatra Barat yang mengenyam pendidikan di Eropa. Saat pulang ke kampung halaman, Hanafi sempat kesulitan beradaptasi dengan gaya hidup dan adat istiadat setempat.
Rupanya Hanafi jatuh cinta dengan Corrie du Bussee (Ruth Pelupessy). Cinta antara Hanafi dan Corrie ditentang kedua orangtua masing-masing. Hanafi pun dijodohkan hingga dinikahkan dengan Rapiah (Rima Melati).
Rupanya terungkap, Hanafi memiliki perangai yang buruk. Hanafi juga kerap kali melakukan kekerasan terhadap istrinya. Akhirnya, keduanya pun memiluh bercerai.
Hanafi menyusul Corrie ke Jakarta, akhirnya menikah. Namun rumah tangganya dengan Corrie tak seindah yang ada di bayangannya.