Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menghadiri pelantikan 109 pejabat Eselon III di lingkungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Kehadiran Menkeu pada pelantikan tersebut merupakan yang pertama kalinya dalam sejarah.
Sebanyak 109 pejabat Eselon III ini, terdiri dari 61 pejabat di Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak, sebanyak 47 pejabat di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), serta 1 orang dilantik pejabat Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) Kemenkeu.
Baca Juga
Advertisement
Sri Mulyani melakukan perombakan besar-besaran dengan rotasi dan promosi 109 pejabat ini. Dalam acara tersebut, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenkeu, Hadiyanto yang melantik pejabat Eselon III dengan didampingi Sri Mulyani memberikan pengarahan.
"Ini adalah pelantikan pejabat Eselon III yang pertama kali dihadiri Menkeu. Banyak yang dilantik sebagai Kepala Kantor, Bukti Permulaan, Penyelidikan, yang merupakan mata rantai penting karena negara bergantung pada sikap Anda," jelasnya di acara Pelantikan di kantor Kemenkeu, Senin malam (27/3/2017).
Dalam momentum pelantikan ini, Sri Mulyani memberikan pesan penting bahwa posisi Eselon III di Kemenkeu merupakan level manajer menengah yang memiliki peranan penting terhadap suatu institusi.
"Posisi manajer menengah adalah kunci jatuh bangunnya, efektif atau tidak efektifnya sebuah institusi. Peranan Anda begitu penting bagi suksesnya tugas kita mengelola keuangan negara yang baik, mengumpulkan penerimaan negara karena Anda sudah disumpah untuk mementingkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi maupun golongan," dia menerangkan.
Bagi pejabat di lingkungan Ditjen Pajak dan Bea Cukai, Sri Mulyani mengaku, target penerimaan perpajakan dalam tiga tahun berturut-turut tidak tercapai.
Dia meminta kepada petugas pajak dan bea cukai untuk bekerja keras dalam mencapai target di 2017.
"Dalam periode 2017, saya ingin target penerimaan tercapai. Pegawai bea cukai dan pajak diminta bekerja dengan sungguh-sungguh, dan saya yakin bisa tercapai. Negara ini apakah mendapat reputasi bersih atau reputasi korup tergantung sikap Anda," dia menegaskan.
Kepada pegawai bea cukai, Sri Mulyani meminta mengumpulkan penerimaan negara, melindungi negara dari penyelundupan barang, dan menciptakan institusi yang bersih di manapun berada. Ditjen Pajak dan Bea Cukai diharapkan saling berkolaborasi untuk meningkatkan penerimaan perpajakan.
"Bagi pejabat yang belum meng-update Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh 2016 segera melapor. Tunjukkan bahwa Indonesia diurus ooleh orang-orang yang berintegritas, profesional, dan setiap detik melakukan yang terbaik bagi negara ini," tandas dia.