Liputan6.com, Washington, DC - Nama Abdul El-Sayed (32), dokter, advokat kesehatan masyarakat, sekaligus seorang politisi ramai diperbincangkan belakangan. Pemicunya adalah niatnya untuk mencalonkan diri sebagai gurbernur Michigan.
Saat ini El-Sayed yang merupakan keturunan Mesir-Amerika menjabat sebagai Direktur Eksekutif di Departemen Kesehatan Detroit dan Petugas Kesehatan untuk Kota Detroit periode 2015-2017.
Advertisement
Jika kelak terpilih, El-Sayed akan mencatat sejarah sebagai gubernur muslim pertama di Negeri Paman Sam. Jelas ini merupakan kabar mengejutkan di tengah isu Islamophobia yang meningkat pasca-terpilihnya Donald Trump.
Terlebih, dalam pemilu presiden AS tahun 2016 lalu, Michigan merupakan negara bagian kemenangan Trump.
Alasan El-Sayed ingin mencalonkan diri sederhana.
"Sebagai seorang doktor, akademisi, dan pelayan publik, saya memiliki kewajiban untuk berkontribusi pada perbaikan dan peningkatan kesejahteraan penduduk Michigan, khususnya di kota-kota seperti Detroit dan Flint," ujar El-Sayed seperti yang dilansir Al Jazeera, Selasa, (28/3/2017).
"Saya percaya kita mampu menghadapi perbedaan, baik etnis maupun agama, demi perubahan yang lebih baik, dan untuk Michigan," tambahnya.
Saat ini, sejumlah kota di Michigan seperti Detroit dan Flint tengah mengalami kemerosotan. Dua kawasan itu sedang dihadapkan pada krisis ekonomi dan air bersih.
Pejabat 'minoritas' di wilayah 'mayoritas'
Sebelumnya, ada sejumlah individu lain yang berasal dari kalangan minoritas, namun mampu menduduki jabatan penting di pemerintahan.
Sebut saja seperti Keith Ellison. Ia merupakan pria muslim pertama yang terpilih duduk di Kongres AS mewakili Minnesota.
Dunia mengenal pula sosok Sadiq Khan. Pria muslim pertama yang menjabat sebagai Wali Kota London.
Adapun Alees Thomas Samaan, seorang penganut Kristen menjadi Kepala Parlemen Bahrain pada tahun 2005.
Di Indonesia, ada Basuki Tjahaya Purnama, pemeluk Kristen yang menjadi Gubernur Jakarta di mana 87,2 persen warganya merupakan muslim.
Mungkin yang cukup mengesankan adalah Boutros-Boutros Ghali. Mantan Sekretaris Jenderal PBB ke-6 tersebut pernah menjadi perdana menteri selama 14 tahun di Mesir, sebuah negara dengan mayoritas rakyatnya muslim -- yakni sekitar 90 persen.
